"Kalau impor enggak dibatasi maka tidak ada standar harga kan. Nanti kita evaluasi lagi efektifnya seperti apa. Kalau diterapkan tiba-tiba dollar melambung, enggak efeftif juga," kata Ketua II Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Sutaryo, ditemui di gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Sutaryo mengatakan, perajin hanya menginginkan stabilitas harga. Mengenai berapa HJP ideal yang seharunya diterapkan, perajin tidak mempermasalahkan.
Sementara itu, Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syaifuddin, dalam kesempatan yang sama mengatakan, pencabutan HJP oleh pemerintah yang diprediksi dapat menurunkan harga kedelai adalah tidak tepat. Menurutnya, harga kedelai turun jika realisasi impor kedelai sudah beredar dipasaran.
"Benar harga turun, saya setuju, tapi kapan, baru akan turun kalau kedelai datang. Itu paling cepat dua bulan lagi," ujar Aip.
Sebagai informasi, dua hari lalu pemerintah telah menghapus HJP. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, menegaskan HJP sudah tidak akan diatur lagi. Alasannya, kurs dollar AS yang fluktuatif terhadap rupiah, dimana menjadi dasar penghitungan, menyulitkan penetapan HJP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.