Di usianya yang menginjak 34 tahun, Anton Setiawan telah kenyang makan asam garam di dunia usaha. Sejak duduk di bangku kuliah, untuk menopang hidupnya di Yogyakarta, Anton berjualan kremesan dan berbisnis kartu perdana serta voucher pulsa telepon seluler (ponsel). Dari situ, jiwa Anton sebagai pebisnis ritel terpupuk. Alhasil, saat tamat kuliah dengan nilai pas-pasan, ia punya bekal membuka usaha sendiri.
Pria asal Purwokerto, Jawa Tengah, itu mungkin juga tak pernah menyangka bahwa jalan hidupnya penuh dengan lika-liku dan tantangan. Jatuh bangun Anton membangun bisnis-bisnisnya. Mental yang kuat pun akhirnya mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.
Kini, bersama istrinya, Angela Rossanytha Dewi, Anton mengelola lima babyshop berlabel BebeLove. Ia juga melayani penjualan grosir online beragam produk perlengkapan bayi dan mengirimkannya ke seluruh Indonesia. Pelanggannya mencapai belasan ribu, omzet yang dikantongi pun mencapai miliaran rupiah setiap bulan.
Namun, kesuksesan Anton kini justru tak berawal dari usaha toko bayi. Bersama tiga temannya, ia datang ke Jakarta pada 2003, untuk memperbesar usaha jual beli kupon pulsa yang telah ia lakoni di Purwokerto, dengan nilai omzet miliaran rupiah.
Dengan modal Rp 10 juta, hasil patungan dengan tiga temannya, Anton mengawali bisnisnya pada 2002. Ia menjual pulsa dengan sistem online. “Tiga bulan pertama, kami bangkrut karena tak bisa menutup biaya operasional. Padahal ide bisnis kami luar biasa,” kenang dia.
Baru di bulan keenam, penjualan pulsa elektrik booming. “Kami bisa dibilang pionir,” ujarnya. Padahal, Anton melakukan seluruh proses secara manual, menggosok kode voucher fisik dan memasukkannya ke sistem komputer. Ribuan orang membeli pulsa dari Anton. Bahkan, pelanggan datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Kesuksesan bisnis Anton pun terdengar di telinga pebisnis asal Jakarta. Pebisnis itu pun tertarik dengan sepak terjang Anton, dan mengajaknya berkongsi di Jakarta dengan menyediakan tempat tinggal dan kantor secara gratis.
Di ibu kota, seperti harapannya, usaha jual beli pulsa elektrik pun semakin moncer. Anton mengenang, saat itu, ia mencapai puncak kejayaan. Ia menduduki jabatan sebagai Direktur Utama dengan kantor di pusat kota dan mempekerjakan ratusan karyawan.
Sayang, kisah sukses itu harus berakhir, ketika operator seluler mulai melirik bisnis serupa milik Anton. “Mereka ikut menjual dompet pulsa dan lainnya,” tutur Anton. Berawal dari sinilah, bisnis penjualan pulsa mulai redup dan akhirnya kongsi pun bubar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.