"Soal gula rafinasi, kita akan tindak tegas yang nakal. Kita sudah mulai menyelidiki di beberapa daerah," katanya, ditemui usai mengisi acara orasi ilmiah, untuk mahasiswa baru di Universitas Islam Malang (Unisma), Kamis (19/9/2013).
Saat ditanya mengenai daerah yang rawan peredaran gula rafinasi, Gita enggan menjawabnya. "Kita belum menentukan daerah mana yang rawan. Tapi tim sudah menyelidikinya," katanya.
Gita mengklaim bahwa pemerintah pro petani. "Kita tetap pro petani. Yang nakal akan ditindak tegas. Tidak akan tebang pilih," tegasnya.
AKibat beredarnya gula rafinasi di pasar, ribuan petani tebu di Malang banyak mengeluh. Hal ini lantaran tebu dihargai murah oleh pabrik gula, dan rendemen rendah akibat cuaca dimusim kemarau.
Untuk itu, pihak Asosiasi Petanu Tebu Rakyat (APTR) Kabupaten Malang mendesak menteri perdagangan untuk segera mengaudit perdaran gula rafinasi di pasaran.
"Karena sudah tidak sesuai dengan SK 527 tentang peredaran gula rafinasi. Akibatnya petani tebu yang dirugikan. Itu tuntutan kita ke Mendag," tegas Ketua APRT Dwi Irianto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.