Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebuntuan Washington Tekan Wall Street, Saham Facebook Melorot

Kompas.com - 09/10/2013, 07:11 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com -
Saham-saham di Wall Street merosot dan imbal hasil obligasi jangka pendek melonjak pada Selasa (8/10/2013) waktu setempat, (Rabu pagi WIB), karena kebuntuan atas pengesahan anggaran dan peningkatan plafon utang AS mengambil korban lebih dalam di pasar keuangan.

Investor menjual berbagai saham teknologi tinggi terutama karena Presiden Barack Obama menegaskan sikapnya tentang negosiasi dengan Partai Republik, mengatakan ia tidak akan tunduk pada pemerasan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 159,71 poin (1,07 persen) menjadi 14.776,53. Indeks S&P 500 turun 20,67 poin (1,23 persen) ke posisi 1.655,45, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 75,54 poin (2,00 persen) pada 3.694,83.

Para investor juga menjual obligasi jangka pendek, mengirimkan imbal hasil pada surat utang negara (T-bill) satu bulan menjadi 0,31 persen, tingkat tertinggi sejak 2008, naik dari 0,15 persen pada Senin.

Itu mencerminkan meningkatnya kegelisahan tentang potensi bagi pemerintah untuk mengalami gagal bayar (default) pada beberapa kewajibannya, jika plafon utang tidak dinaikkan pada tenggat waktu 17 Oktober.

"Mengingat tidak ada apa-apa, tetapi permusuhan datang dari Washington, orang-orang melakukan aksi jual," kata Michael James dari Wedbush Securities.

"Jika kita tidak bisa mendapatkan kesepakatan mengenai penutupan kegiatan (shutdown) pemerintah, itu jauh lebih mungkin kita tidak dapat mencapai kesepakatan tentang kenaikan plafon utang yang jauh lebih serius, dan jika itu terjadi, itu akan sangat, sangat negatif bagi pasar kami dan pasar di seluruh dunia," tambahnya.

Mace Blicksilver, direktur Marblehead Asset Management, mengatakan beberapa investor memilih untuk menguangkan saham-saham teknologi utama Nasdaq yang telah naik signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

"Investor khawatir bahwa jika hal ini tetap berlanjut, Anda harus melakukan lebih banyak penjualan," kata Blicksilver.

Facebook melorot 6,7 persen, LinkedIn turun 6,1 persen, Netflix merosot 5,0 persen dan Yahoo berkurang 3,5 persen.

Saham keuangan juga terus menderita, termasuk JPMorgan Chase (-1,9 persen), Visa (-2,0 persen), dan Citigroup (-1,1 persen).

Dalam Dow, hanya tiga saham yang naik yakni Walmart (+1,4 persen), Procter & Gamble (+0,9 persen) dan Coca-Cola (+0,6 persen) .

Jaringan toko serba ada JC Penney berdetak 0,8 persen lebih tinggi setelah melaporkan "kemajuan yang solid" dalam upaya mengubah haluannya. Penjualannya pada September turun 4,0 persen dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi penurunan itu merupakan perbaikan atas penurunan di bulan sebelumnya.

Imbal hasil pada obligasi negara 10-tahun AS naik tipis menjadi 2,64 persen dari 2,63 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun tetap stabil di 3,70 persen. Harga dan imbal hasil bergerak terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com