Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelola Blok Mahakam, Pertamina Tunggu Putusan Pemerintah

Kompas.com - 10/10/2013, 08:44 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - PT Pertamina masih menunggu keputusan pemerintah terkait pengelolaan Blok Mahakam, yang saat ini masih dikelola oleh perusahaan migas Perancis PT Total Indonesie dan Inpex Corporation Jepang.

Kontrak blok minyak dan gas bumi yang berlokasi di delta Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, ini habis tahun 2017.

”Jika dapat kami kelola, Pertamina dapat menyaingi Petronas (perusahaan minyak dan gas Malaysia),” ujar Manager Komunikasi Eksternal PT Pertamina Jekson Simanjuntak di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/10).

Berbagai penjelasan mengenai Blok Mahakam itu juga disampaikan Marwan kepada para mahasiswa yang mengikuti program ”Pertamina Goes to Campus” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

President dan Chief Executive Officer Inpex Corporation Toshiaki Kitamura pada 18 September lalu menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan, masih mengevaluasi permintaan perpanjangan kontrak Blok Mahakam tersebut.

Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara, Rabu, di Surabaya, menyatakan, sejak tahun 2008 Pertamina sudah menyatakan mampu mengelola Blok Mahakam. Namun, pemerintah justru tidak memberi dukungan dan pesimistis.

”Pihak asing sudah menikmati blok ini setengah abad, kok masih tega tidak memberi kesempatan kepada perusahaan dalam negeri,” katanya.

Marwan mengatakan, PT Pertamina selalu dianggap tidak mampu dari sisi keuangan. ”Masalah uang sebenarnya gampang karena pemerintah punya cadangan dan mencari pinjaman di bank itu juga bisa,” katanya.

PT Total Indonesie memperkirakan Blok Mahakam memiliki cadangan gas sekitar 8 triliun kaki kubik. Berdasarkan perhitungan IRESS, Blok Mahakam ini memiliki cadangan minimal 8 triliun kaki kubik dan 100 juta barrel minyak mentah dengan nilai bruto sebesar 106 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.200 triliun. (DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Whats New
Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Whats New
Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program 'Well-Being'

Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program "Well-Being"

Whats New
CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

Whats New
Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Whats New
Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Whats New
Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Whats New
Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Whats New
3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

Whats New
IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling 'Boncos'

IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling "Boncos"

Whats New
10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Whats New
Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Whats New
Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com