Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2013, 07:34 WIB


KOMPAS.com —
Siapa pun dia dan di belahan dunia mana pun adalah wajar jika ia ingin menjadi bertambah kaya. Kekayaan yang dimaksud penulis di sini adalah kekayaan finansial, selain ada beberapa kekayaaan lain, yaitu kekayaan spiritual dan kekayaan intelektual yang tidak penulis bahas di dalam artikel ini.

Menjadi tidak wajar alias salah kaprah apabila seseorang yang sudah memiliki income (usia produktif) tidak berusaha untuk menjadi bertambah kaya. Nah yang dimaksud di sini adalah kaya secara benar (bukan hasil korupsi) serta halal tentunya, bukan seperti yang sekarang sedang menjadi trending topic di media atas penangkapan pejabat dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi oleh KPK.

Baiklah, untuk mencapai penambahan kekayaan dengan cara yang benar, marilah kita pahami langkah –langkah agar kita tidak terjerumus dalam komunitas orang kaya yang salah langkah dan sangat berisiko serta berpotensi untuk terjerat kasus korupsi. Apa dan bagaimana langkah-langkahnya? Marilah kita simak.

"Financial Literacy": Ini dapat digunakan untuk korporasi maupun perorangan. Namun, kami membahasnya hanya untuk perorangan. Financial literacy adalah kemampuan seseorang untuk menjadi "melek keuangan" disertai dengan pengetahuan untuk "mengembangkan uangnya" tersebut sehingga dengan pengetahuan dan keterampilannya mampu mengalokasikan uang yang dimilikinya agar lebih efektif dan optimal untuk kebaikan diri dan keluarganya. Lebih dari itu, seseorang yang telah melek keuangan akan berpikiran lebih maju dengan memahami faktor risiko dari alokasi aset keuangan yang dilakukannya tersebut.

"Financial Utility": Ini merupakan kelanjutan setelah seseorang melek keuangan. Seseorang yang telah memahami bahwa kebutuhannya kelak harus dipenuhi secara finansial maka ia akan mencari wadah atau tempat uang tersebut. Ia akan mencari bagaimana penempatan aset uangnya secara benar. Ini erat kaitannya dengan instrumen keuangan yang tersedia dan dijual di pasar keuangan, dimulai dari pemahaman fungsi tabungan, deposito, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi umum, fungsi kredit perbankan hingga instrumen investasi yang mengandung risiko (mulai dari potensi risiko yang kecil hingga yang besar).

Sebagai informasi, siapa pun dia tanpa melihat besar atau kecilnya pendapatan (gaji) seharusnya dapat melakukan financial literacy dan memahami financial utility. Dengan demikian, orang tersebut akan mampu untuk melakukan pengambilan keputusan manajemen keuangannya yang disesuaikan dengan cara sebagai berikut.

Karakter risiko; Kemampuan keuangannya; Cita-cita keuangannya kelak.

Ini merupakan proses seumur hidup yang akan menjadi "sesuatu banget" bagi yang bersangkutan. Kenapa begitu sesuatu? Ya, karena ini dapat dimulai dari yang "amat sederhana" seperti "disiplin" tetapi kelak akan membuahkan hasil yang "amat luar biasa".

Contoh disiplin yang sederhana misalnya Tasya, seorang pekerja junior (usia 25 tahun), pendapatan bersih setiap bulannya adalah Rp 2.300.000. Namun, ia mampu membuat komitmen terhadap dirinya sendiri sampai memasuki usia pensiun untuk melakukan disiplin dengan menghemat pengeluaran Rp 3.500 setiap harinya (data kami menyatakan hampir semua golongan pekerja formal di kota besar mampu melakukan penghematan sebesar ini).

Kemudian uang tersebut (Rp 3.500) ditempatkan setiap hari pada celengan lalu pada akhir bulan (30 hari) dana tersebut ditempatkan pada instrumen investasi yang benar karena Tasya ingin melakukan untuk jangka panjang, maka dipilihlah produk reksa dana saham (indikasi rata-rata kinerja historis pengembalian reksa dana saham per tahun 20 persen). Sejalan dengan waktu,  Tasya akan menikmati hasil disiplinnya (Rp 3.500 per hari) menjadi "sesuatu" yang amat sangat berharga, yakni ilustrasi hasil investasinya adalah sebagai berikut: Rp 2.452.884.185 (lihat tabel).

Nama karyawan :

Tasya

Waktu tersedia

Rata-rata kinerja Reksa Dana / tahun

Usia saat ini :

25 tahun

30 tahun

Usia pensiun :

55 tahun

20.00 %

Hemat/hari :

 Rp     3.500

 

Banyaknya hari hemat/bulan:

30 hari

Besar investasi / bulan

Hasil Investasi

 Rp                  105.000

 Rp 2.452.884.185

Namun, jika setiap tahun sejalan dengan peningkatan gaji, Tasya mampu untuk menambah penghematannya (increment yearly) sebesar 10 persen, hasilnya sebagai berikut.

Pada bulan ke-13 s.d bulan ke-24 (tahun ke-2) berhemat sebesar Rp 3.850 per hari;

Pada bulan ke-25 s.d bulan ke-36 (tahun ke-3) berhemat sebesar Rp 4.235 per hari;

Pada bulan ke-37 s.d bulan ke-48 (tahun ke-4) berhemat sebesar Rp 4.660 (per hari dibulatkan ke atas); selanjutnya pada bulan ke-49 (tahun ke-5) dst meningkat lagi sebesar Rp 5.125; dst.

Maka, hasil "pengorbanan" Tasya dapat dinikmati pada saat pensiun adalah sebesar Rp 4.313.744.554

(increment yearly) meningkat mulai tahun ke II, III, IV dst. s.d pensiun, sebesar:

10.00 %

 

 Rp      4.313.774.554

 
 

Adalah suatu angka yang "amat luar biasa" hasil yang didapat oleh Tasya tersebut. "Hmm sesuatu banget yaa..," kelak Tasya akan berkata demikian.

Namun, perlu dicatat bahwa hasil di atas bukan merupakan jaminan tingkat pengembalian, hasil yang sesusungguhnya dapat berada di atas maupun di bawah ilustrasi tersebut, meski bukan jaminan indikasi potensi keberhasilannya adalah cukup besar.

Lalu, bagaimana kita memahami dan melakukan financial literacy serta bagaimana kita mendalami financial utility tersebut? Nantikan tulisan kami di artikel berikutnya.
-------
Taufik Gumulya, CFP (CEO, Wealth & Financial Planner  pada TGRM Perencana Keuangan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Faktor Apa yang Menyebabkan Pendapatan Per Kapita Penduduk Brunai Tinggi?

Faktor Apa yang Menyebabkan Pendapatan Per Kapita Penduduk Brunai Tinggi?

Whats New
Kemenparekraf Soroti Ancaman PHK Industri Kreatif Jika Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Disahkan

Kemenparekraf Soroti Ancaman PHK Industri Kreatif Jika Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Disahkan

Whats New
Awal Desember, Aliran Modal Asing Terus Mengalir ke Pasar Keuangan RI

Awal Desember, Aliran Modal Asing Terus Mengalir ke Pasar Keuangan RI

Whats New
RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

RS MH Thamrin Cileungsi dan PT Universal Agri Bisnisindo Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja

Rilis
Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Guna Reka Cemerlang Berkolaborasi dengan Stratus dan Awanio, Dukung Percepatan Bisnis di Era Transformasi Digital

Whats New
KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

KPK Lelang Barang Hasil Gratifikasi, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, hingga PS5

Whats New
Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Simak, Ini Daftar Biaya Admin BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Whats New
Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Harga Emas Antam Sepekan, Sempat Sentuh Rekor Tertinggi, lalu Ambles

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 10 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 10 Desember 2023

Spend Smart
6 Saham Paling Boncos dalam Sepekan, Ada ARTO, BUKA, hingga MDKA

6 Saham Paling Boncos dalam Sepekan, Ada ARTO, BUKA, hingga MDKA

Whats New
Cek, Ini Limit Transaksi Harian Bank BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Cek, Ini Limit Transaksi Harian Bank BCA Terbaru per 19 Januari 2024

Whats New
Peningkatan Pendapatan Per Kapita Dapat Diusahakan dengan Cara Apa?

Peningkatan Pendapatan Per Kapita Dapat Diusahakan dengan Cara Apa?

Whats New
Pengertian Pendapatan Per Kapita, Kegunaan, dan Rumusnya

Pengertian Pendapatan Per Kapita, Kegunaan, dan Rumusnya

Whats New
Kementerian BUMN Restui Usul Restrukturisasi dan Perombakan Direksi Waskita Karya

Kementerian BUMN Restui Usul Restrukturisasi dan Perombakan Direksi Waskita Karya

Whats New
Ditopang Pertanian dan Konsumsi, Ekonomi Jabar Tetap Tumbuh Pada 2024

Ditopang Pertanian dan Konsumsi, Ekonomi Jabar Tetap Tumbuh Pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com