Kedelai menjadi salah satu komoditas yang diprediksikan masih akan sangat tergantung importasi pada tahun depan. Produksi nasional komoditas bahan baku pembuatan tahu tempe itu saat ini hanya 748.000 ton. Itu, jauh dari kebutuhan nasional yang sebesar 2,2 juta ton. (baca: Cita-Cita Swasembada Pangan 2014, Ini Kata DPR)
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro, kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2013) menjelaskan, produksi kedelai nasional ditaksir akan bertambah sebanyak 1,8 juta ton pada 2014 jika ada dukungan anggaran dari pemerintah. Ia mengatakan, berdasarkan hasil perhitungan sistem modeling Litbang (penelitian dan pengembangan), kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk pencapaian swasembada kedelai sebesar Rp 2,82 triliun. Namun anggaran tahun depan sendiri hanya sekitar 700 miliar.
"Dengan anggaran yang tersedia pada tahun 2014, diperkirakan perlu tambahan kebutuhan anggaran sebesar Rp 2,1 triliun,” sebut Anggoro dalam surat elektroniknya.
Menurut perhitungannya, dengan adanya jaminan harga di tingkat petani saat ini, yakni harga beli petani (HBP) sebesar Rp 7.400 per kg, maka perputaran uang dari pertambahan produksi tersebut ditaksi mencapai Rp 13,3 triliun. (baca: Petani Kedelai Sambut Kenaikan Harga Beli Petani)
Dengan anggaran sebesar itu, Kementerian Pertanian dapat lebih optimal menjalankan program swasembada, seperti perluasan areal tanam (PAT), program peningkatan produktivitas, serta program pascapanen kedelai melalui program bantuan sarana pascapanen baik berupa power thresher multiguna, pedal thresher, flat bed dryer dan gerobag dorong.
Anggoro menyebutkan, selama ini rencana (target) tidak tercapai lantaran seluruh pihak terkait belum secara optimal untuk menggerakkan upaya peningkatan produksi diantaranya dukungan anggaran, regulasi tata niaga, komitmen daerah dan sebagainya. (baca: Ini Penyebab Produksi Kedelai Merosot dalam 5 Tahun Terakhir)
“Untuk pencapaian swasembada diperlukan tambahan PAT seluas 1 juta hektar, anggaran bantuan paket teknologi yang sudah tersedia 2014 direncanakan 340.000 hektar, tahun 2013 seluas 110.000 hektar, masih kekurangan 650.000 hektar. Disamping itu, perlu dukungan untuk perbenihan, mekanisme pasar dan pasca panen,” ujarnya.
Sebagai informasi dari rencana PAT pada 2013 seluas 340.000 hektar, baru terealisasi 70.000 hektar. Anggoro mengatakan, sisa target akan mulai ditanam pada Oktober – Desember 2013 serta menunggu proses penyelesaian administrasi anggaran.
Sementara itu, rencana PAT pada 2014 ditargetkan seluas 208.000 hektar. Dari data Kementerian Pertanian, rencana PAT 2014 terbesar masih fokus di Pulau Jawa. Sementara wilayah lain masih minim, seperti Papua, Maluku Utara, dan di Sumatera.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.