Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Indosat Khawatir Utang Bengkak

Kompas.com - 30/10/2013, 16:43 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indosat Tbk khawatir dengan pelemahan nilai tukar rupiah, karena hal itu berdampak pada utang perseroan.

Pada akhir 2012, nilai tukar rupiah masih bertahan di level Rp 9.670 per dollar AS. Sementara di Juni 2013, rupiah merosot ke level Rp 9.929 per dollar AS. Saat ini, rupiah sudah berada di posisi Rp 11.000 per dollar AS.

Division Head Investor Communication Indosat Andromeda Tristanto mengatakan, dengan depresiasi tersebut memberikan dampak yang signifikan bagi perseroan. Misalnya, utang Indosat 1 miliar dollar AS. Karena depresiasi tersebut, maka setiap pelemahan Rp 100 maka akan menyebabkan kenaikan utang perseroan sekitar Rp 100 miliar.

"Jadi jangan kaget nanti bila laporan keuangan kami, di posisi rugi selisih kurs akan membengkak," kata Andromeda saat bincang dengan media di Penang Bistro Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Hingga saat ini, utang Indosat secara keseluruhan mencapai sekitar Rp 20 triliun atau sekitar 2 miliar dollar AS. Dari jumlah tersebut, ada utang sebesar 940 juta dollar AS yang berdenominasi valas, sisanya berdenominasi rupiah.

Dengan pelemahan rupiah ini, perseroan mengaku belum terpengaruh oleh kondisi neraca keuangan perseroan. Sebab, utang berdenominasi valas yang jatuh tempo di perseroan yang terbesar baru akan terjadi pada tahun 2020 dengan total 650 juta dollar AS.

"Sisanya disebar di sepanjang tahun 2013 hingga 2019. Namun kan kami masih punya utang rupiah, sehingga dengan pelemahan rupiah ini cukup berdampak bagi perseroan," tambahnya. Untuk tahun ini, utang jatuh tempo perseroan sekitar Rp 4 triliun.

Hingga kuartal III-2013, perseroan sudah melunasi sekitar Rp 3 triliun. "Namun sampai saat ini, utang tersebut hampir seluruhnya kami lunasi. Mungkin di kuartal IV-2013 ini kami hanya menyisakan utang sekitar Rp 100 miliar dan sejumlah itu denominasi valasnya juga kecil," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com