Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricky, Ekspor Kepala Roket Asap hingga Cile

Kompas.com - 09/11/2013, 13:08 WIB

oleh: Dahlia Irawati
KOMPAS.com - Senjata tidak selalu identik dengan perang. Senjata identik dengan pertahanan dan kekuatan bangsa. Prinsip inilah yang dipegang oleh Ricky Hendrik Egam (53), pengusaha bom latih dan selongsong bom tempur asal Kota Malang, Jawa Timur.

Ricky adalah Direktur Utama CV Sari Bahari, badan usaha swasta yang bergerak di bidang industri pertahanan. Produknya seperti bom latih dan selongsong bom tempur. Selain menyuplai kebutuhan militer dalam negeri, CV Sari Bahari pada Maret 2013 lalu berhasil mengekspor kepala roket asap (smoke warhead) ke Cile, Amerika Selatan. Kepala roket asap ini dijadikan sarana berlatih pilot-pilot tempur angkatan bersenjata Cile.

Kepala roket asap buatan CV Sari Bahari memiliki keunggulan mampu mengeluarkan asap selama dua menit setelah terkena sasaran. Produk lain hanya mampu mengeluarkan asap kurang dari satu menit. Kepulan asap pascaledakan sangat vital bagi pilot tempur, sebagai penanda bom yang ditembakkan tepat sasaran atau tidak.

Adapun untuk kepentingan dalam negeri, CV Sari Bahari sudah menyuplai kepala roket asap untuk TNI AU, TNI AL, dan TNI AD sejak tahun 2000. Perusahaan ini juga sudah menyuplai selongsong bom live (bom untuk perang) dan bom latih untuk TNI AU sejak tahun 2007.

CV Sari Bahari dibangun Ricky tahun 1993. Awalnya, perusahaan tersebut hanya melayani pengadaan barang dari badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri strategis (pertahanan). Barang yang disuplai CV Sari Bahari seperti beragam mesin dan suku cadang peralatan strategis militer.

Lambat laun, ketergantungan tinggi terhadap produk impor, mendorong pemerintah membuat kebijakan yang mendukung usaha dalam negeri bisa memproduksi peralatan strategis sendiri. Saat itulah, Ricky bertekad bisa menjadikan usahanya bukan lagi sebagai distributor, melainkan jadi produsen.

Beragam upaya dan pelatihan ditempuh oleh Ricky. Apalagi Ricky tidak memiliki dasar pendidikan yang relevan dengan bidang usaha pertahanan ini. Ia adalah sarjana peternakan lulusan Universitas Brawijaya Malang.

Tahun 2005, Ricky melakukan riset alat utama sistem persenjataan (alutsista) dibantu tim Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU. Akhir tahun 2006, riset selesai dan CV Sari Bahari milik Ricky mendapat sertifikat dari Markas Besar TNI AU untuk membuat bom latih P-100. Bom perdana ini diuji coba dengan pesawat tempur F-5 Tiger. Bom ini pun akhirnya mendapat sertifikasi dari TNI AU.

Sejak saat itu, pengembangan terus dilakukan. Pabrik milik Ricky di Jalan Muharto, Kota Malang, memproduksi massal bom latih P-100 dan selongsong bom tempur P-100 L untuk jenis pesawat Sukhoi. Pembuatan bom tempur P-100 L bekerja sama dengan PT Dahana di Subang, BUMN yang bergerak di bidang pertahanan.

Bom dengan berat 100-125 kilogram (kg) buatan CV Sari Bahari ini lebih unggul dibandingkan dengan buatan Rusia yang beratnya hanya 50 kg. Bom buatan Rusia itu tidak cocok dengan spesifikasi asli pesawat Sukhoi yang butuh bom dengan berat 100 kg-125 kg.

Bom untuk pesawat Sukhoi ini penting mengingat saat ini Indonesia bertekad memiliki satu skuadron pesawat Sukhoi buatan Rusia untuk pertahanan dalam negeri.

Bahan baku lokal

Menariknya, semua bahan baku bom buatan pabrik ini berasal dari Malang. Pekerjanya pun masyarakat sekitar. Saat ini, ada 80-an pegawai CV Sari Bahari. Semuanya asli Malang, dan bertempat tinggal di sekitar pabrik. Sejak tahun 2007 hingga kini, setidaknya telah lebih dari 1.500 bom dibuat CV Sari Bahari.

”Saya memang melibatkan masyarakat sekitar agar mereka turut merasa bangga dan memiliki perusahaan ini. Mereka dari tidak bisa apa-apa, dididik dan dilatih hingga bisa. Dan ternyata, kalau diberi kesempatan mereka bisa,” kata pria kelahiran Surabaya, 30 Desember 1960, itu.

Menimbulkan rasa bangga bagi pekerjanya bahwa mereka turut andil dalam mendukung alutsista negara, adalah kunci Ricky untuk memotivasi pegawainya bekerja dengan baik. ”Ini penting sebab bergelut dengan persenjataan militer. Jika main-main bisa mencelakakan diri sendiri atau orang lain,” ujarnya.

Selain bom, CV Sari Bahari juga membuat beberapa jenis alutsista lain, seperti folding fin rocket cal.2.75” dan container motor rocket cal.2.75”. Untuk pembuatan roket ini, Ricky bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.

”Mimpi saya adalah negara ini bisa mandiri dalam hal persenjataan. Tidak tergantung pada negara lain. Jangan sampai kedaulatan negara terancam gara-gara tidak bisa mandiri dalam hal persenjataan,” tutur suami Rr Anggreni Kusdewati Koostoro itu.

Harapan ayah tiga anak ini tidak muluk-muluk. Sebagai warga negara Indonesia, Ricky ingin melihat negaranya mandiri di segala bidang, termasuk dalam soal persenjataan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com