"Sampai sekarang ini kalau kita jumlahkan daging lokal modal dasar masuk pasar Rp 75.000 per kilogram, daging impor dari Priok sampai pasar hanya Rp 45.000 per kilogram, jadi Rp 30.000 bedanya," kata Noverdi, Kamis (14/11/2013).
Menurut Noverdi, harga daging sapi yang tak kunjung turun beberapa pekan meski telah ditambah daging impor disebabkan kesalahan strategi pemerintah.
Daging sapi impor hanya boleh dikonsumsi hotel, restoran, dan kantor, tapi tidak boleh masuk ke pasar tradisional. "Katanya, agar tidak mengganggu keseimbangan pasar. Tapi nyatanya harga tetap tinggi," imbuhnya.
Sementara, jika mengandalkan pasokan lokal tentu pasar sangat kekurangan. Kalaupun ada, harga daging mencapai hampir dua kali lipat harga daging impor.
Noverdi menengarai harga daging sapi lokal menjadi begitu tinggi lantaran terjadi permainan harga di perantara, atau belantik.
Berbeda dari Noverdi, peneliti dari badan litbang Kementerian Pertanian, Budiman menjelaskan, harga daging sapi impor bisa jauh lebih murah dibanding lokal, lantaran mereka melakukan substitusi dari bagian-bagian sapi yang tidak dikonsumsi, seperti jeroan.
"Jadi, hasil penjualan dari jeroan itu dipakai untuk membiayai ongkos daging itu ke sini. Mereka kan ada asosiasi, mereka yang mengumpulkan jeroan itu. Dicatat jumlahnya hasil penjualan lalu digunakan untuk mensubstitusi ongkos penjualan daging," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.