Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Iri, Pemerintah Hanya Fokus Mobil Murah

Kompas.com - 25/11/2013, 18:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha properti yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) merasa pemerintah tak adil, lantaran hanya semangat mengeluarkan kebijakan mobil murah, namun di sisi lain enggan membangun perumahan murah atau sekadar memfasilitasi para pengembang untuk membangun hunian lebih murah.

Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mengeluhkan di akhir masa jabatannya kalangan developer istilah dia, mendapat tiga pukulan hebat.

"Pertama, surat edaran Bank Indonesia (BI) tentang aturan KPR (kredit pemilikan rumah) rumah kedua dan seterusnya. Kedua, naiknya BI rate (suku bunga acuan). Dan ketiga, surat edaran dari Dirjen Pajak," keluhnya di hadapan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, di Jakarta, Senin (25/11/2013).

Setyo mengatakan, pertumbuhan kebutuhan rumah amat besar. Sementara developer belum bisa mengejar pertumbuhan tersebut. Ia menjelaskan setiap tahun rata-rata pertumbuhan kebutuhan rumah sekitar 800.000 unit. Sementara para pengembang hanya mampu membangun sekitar 247.000 unit.

Hingga saat ini, REI mencatat ada selisih antara penawaran dan permintaan hunian (backlog) sebesar 15 juta unit. "Artinya backlog akan semakin bertambah manakala pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang pro pasar pertumbuhan," tukasnya.

Lebih lanjut ia mengklaim hingga saat ini para pengembang belum pernah mendapatkan insentif pajak dari pemerintah. Setidaknya kata dia, PBB menjadi salah satu komponen yang bisa dilepaskan pemerintah. Hal itu kata dia, juga dapat mendorong pertumbuhan hunian di luar Jawa.

Dengan begitu para pengembang yang selama ini banyak terkonsentrasi di Jawa akan mulai merambah ke luar Jawa. "Sehingga pengembang yang kebanyakan dari Jawa tidak membangun di Jawa saja tapi bisa bangun di NTT, Maluku Utara," imbuhnya.

Dia menilai, kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang membangun rumah-rumah susun sangat baik. Namun, itu pun suatu saat tak akan cukup untuk mengerem urbanisasi yang tinggi. Sehingga menurutnya perlu ada penyediaan rumah yang layak di daerah-daerah.

"Dikaitkan dengan mobil murah, seberapa luas Pak Jokowi bikin taman, karena mobilnya lebih murah, orang akan beli mobil murah terus tidur di Taman Jokowi," sindirnya atas kebijakan pemerintah soal mobil murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com