Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maybank Rampungkan "Refloat" Saham BII

Kompas.com - 26/11/2013, 13:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah enam kali minta perpanjangan waktu, akhirnya Malayan Banking Berhad (Maybank) menuntaskan kewajiban melepas kembali saham ke publik (refloat).

Perusahaan institusi keuangan Malaysia itu harus menjual kembali saham setelah mengambilalih saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) milik Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd. Dan Kookmin Bank 2008 lalu.

Akhir pekan lalu, telah terjadi transaksi saham BNII di pasar negosiasi. Jumlahnya mencapai 11,35 juta lot atau 5,67 miliar saham. Angka ini setara dengan 9,4 persen dari total modal disetor dan ditempatkan BNII.

Harga transaksi Rp 310 per saham. Harga tersebut lebih rendah dibanding harga pasar reguler ketika itu yakni Rp 320 per saham. Direktur Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Noor Rachman mengatakan, transaksi tersebut merupakan bagian dari kewajiban Maybank untuk refloat.

"Ya, itu bagian dari refloat, karena mereka (Maybank) punya waktu sampai 31 Desember 2013," ujarnya, kemarin. Setelah aksi tutup sendiri tersebut, total kepemilikan saham publik di luar Maybank menjadi 21,11 persen.

Menurut catatan KONTAN, Maybank telah mengajukan enam kali permohonan pengunduran refloat. Seharusnya, aksi pelepasan saham ini sudah dilakukan November 2010. Kemudian, setiap enam bulan, Maybank meminta perpanjangan waktu karena harga saham yang terus melorot.

Maybank membeli sekitar 55,6 persen saham BNII pada Maret 2008 lalu seharga Rp 433 per saham.  Saham-saham tersebut adalah milik anak usaha Temasek Holdings, Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd serta bank asal Korea Selatan Kookmin Bank.

Kepemilikan Maybank, melalui dua anak usahanya, Sorak Financial Holdings Pte. Ltd dan Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn Bhd (MOCS), menjadi lebih dari 97 persen.

Maybank kemudian melakukan tender offer di harga Rp 510 per saham. Nah, berhubung kepemilikan Maybank menjadi di atas 80 persen, maka bank terbesar di Malaysia ini wajib melepas kembali saham ke publik minimal 20 persen.

OJK, ketika masih bernama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) merevisi aturan Bapepam-LK No IX.H.1 tentang Pengambialihan Perusahaan Terbuka.

Dalam revisi disebutkan, masa refloat bisa diperpanjang setiap enam bulan. Jadi, jika dalam kurun waktu dua tahun setelah tender offer, pemilik saham belum sanggup refloat, mereka bisa mengajukan tambahan waktu hingga enam bulan ke depan.

Namun, kelonggaran waktu itu diberikan secara bersyarat. Perpanjangan waktu diberikan jika perusahaan berpotensi mengalami kerugian material akibat pelepasan saham karena harga saham refloat lebih rendah dari tender offer.

Syarat lainnya adalah, jika dalam kurun waktu dua tahun setelah tender offer, pemegang saham pengendali  baru telah berusaha untuk melepaskan sahamnya ke publik, namun yang menyerap sedikit atau di bawah 20 persen.

Maybank telah menempuh sejumlah cara untuk refloat saham BNII. Mulai dari menjual  di pasar reguler, pasar negosiasi, hingga right issue. Pada 2011, MOCS telah beberapa kali melepas saham BNII, namun jumlahnya sangat minim.

Kemudian, pada 19 Juni 2013, MOCS menjual saham BNII setara dengan 9 persen kepada UBS AG London. Dengan demikian, kepemilikan MOCS menjadi 33,96 persen dari 44,96 persen. Dengan demikian, saham BNII milik Maybank secara akumulatif menjadi 88,29 persen.

Lalu, pada Juli BNII menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 4,69 miliar atau 7,69 persen. Namun, setelah rights issue, kepemilikan saham tidak berubah. UBS AG tetap 9 persen dan masyarakat hanya 2,71 persen. (Amailia Putri Hasniawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com