Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Masyarakat Ramai-ramai Jual Dollar AS

Kompas.com - 30/11/2013, 15:46 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sejak dibuka pada pukul 08.00 WIB, pengunjung terlihat memadati money changer Ayu Masagung. Antrian pengunjung menjadi pemandangan lazim di penukaran valuta asing (valas) yang berlokasi di Kwitang Tugu Tani, Jakarta.  Bukan tanpa sebab pengunjung memenuhi jalur antrian money changer.

Di saat yang sama, rupiah terus melanjutkan pelemahannya menuju level Rp 11.977 per 1 dollar Amerika Serikat (AS), pada penutupan Jumat (29/11/2013). "Saya tukar karena masih memegang dollar AS sisa naik haji waktu lalu," ujar salah satu nasabah money changer Ayu Masagung.

Sambil tetap memberikan pelayanan yang ramah, teller money changer Ayu Masagung terus menghitung satu per satu uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 hasil penukaran nasabah. Teller tersebut bercerita, terjadi kenaikan penjualan dollar AS dalam tempo beberapa hari terakhir.

"Tetapi masih ada juga beberapa nasabah yang membeli dollar AS," ujar dia. Kemarin, pada pukul 14.15 WIB, money changer Ayu Masagung mematok harga beli sebesar Rp 11.955 per dollar AS. Sedangkan harga jual sebesar Rp 12.005 per dollar AS. "Harga kurs ini hanya untuk pukul 14.15 WIB saja. Biasanya harga terus berubah seiring permintaan," jelas si teller.

Animo masyarakat melepas dollar AS tak lepas dari kebijakan bank yang memasang kurs menggiurkan. Sedikitnya tujuh besar bank besar Tanah Air mematok kurs beli hampir Rp 12.000 per dollar AS. Firman Wibowo, SVP International Divison Head Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, langkah BNI menetapkan kurs jual di sekitar level Rp 12.100 per dollar AS bertujuan untuk menahan likuiditas atau dana simpanan dollar AS di BNI.

Saat ini, BNI memiliki nasabah korporasi dalam jumlah besar. “Jadi ini demi menahan dollar kami. Kalau kami tidak punya dollar AS kan berbahaya,” ujar Firman. BNI juga memasang kurs beli dollar AS tinggi untuk mengerem gerak importir. Sehingga volume impor lebih terkontrol.

“Ini juga akan menahan permintaan kebutuhan dollar AS sehinga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa lebih minim,” ujar Firman. Saat ini, likuiditas valas di BNI mencapai 500 juta dollar AS. Jumlahnya membengkak menjadi 1 miliar dollar AS jika memasukkan jumlah tagihan ekspor yang sudah difasilitasi BNI. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com