Kini, Rully yang mengaku menghasilkan 40.000 butir telur asin per hari itu mampu menembus pasar Singapura dan Belanda.
Bahkan, produk telur asin miliknya juga menjadi satu-satunya produk pertanian asal Indonesia yang mampu menembus pasar Singapura yang memiliki kualitas produk yang ketat. Ia mengaku menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk mendapat izin dari Kementan Singapura pada tahun 2012.
"Kami bisa sampai 1 kontainer untuk ekspor ke Singapura. 1 kontainer itu isinya 113.000 butir," katanya.
Greentea Rice Cracker
Adapun penerima anugerah untuk Inovasi Pemasaran Perkebunan diberikan kepada Iffah Syarifah Hendrayati dengan produknya "Greentea Rice Cracker". Pada awalnya, ide tentang pembuatan produk ini muncul saat perempuan asal Bandung itu diminta oleh anaknya membuat makanan untuk acara bakti sosial di kampus.
"Saya pun melakukan inovasi dengan mencampurkan makanan tradisional opak dengan cokelat dan green tea (teh hijau)," katanya.
Hasilnya, teh yang dibuat menjadi kue tersebut bisa dimakan dan digemari oleh para mahasiswa. Mahasiswa memang menjadi segmentasi pasar yang dipilih olehnya. Iffah mengatakan makanan yang terbuat dari teh itu memiliki kadar anti oksidan yang tinggi sehingga menimbulkan efek tenang, santai, dan fokus dalam bekerja sehingga cocok bagi anak muda yang memiliki beragam aktivitas.
Dalam hal pemasaran, Iffah menjual produknya dengan cara menempatkan kue buatannya di cafe-cafe miliknya. Tidak hanya itu, ia juga memasarkannya lewat berbagai pameran, toko-toko organik hingga menjadi para mahasiswa sebagai reseller. Para mahasiswa yang menjadi agen pemasaran produknya itu, kata Iffah, juga kerap menjualnya melalui media sosial, seperti facebook dan twitter.
Jahe Merah Instan "Enam Putri"
Lain lagi dengan Junizal Elmy yang mendapat anugerah untuk Inovasi Pemasaran Hortikultura, dengan produk jahe merah instan dengan merek "Enam Putri". Selain inovatif, penyuka tanaman herbal itu mengaku menjaga kualitas produknya agar mendapat kepercayaan dari pelanggan.
Pada awalnya, Elmy yang genap berusia 72 tahun tersebut mengaku menggunakan strategi mulut ke mulut untuk memasarkan produknya. Hampir setiap orang yang berkunjung ke rumahnya, katanya, ia berikan tester atau brosur. Tapi kini, ia sudah mampu membangun jaringan bisnisnya melalui sistem waralaba.
Selain sistem waralaba, ia mengaku pernah memasarkan produknya ke supermarket Hero. Dengan alasan tempo pembayaran yang lebih cocok, ia mengaku lebih memilih memasarkan produknya ke supermarket milik pengusaha Chaerul Tanjung, Carrefour. Tak hanya itu, Elmy juga mengaku kerap kebanjiran pesanan dari para pembeli yang menjual produknya di luar negeri, seperti Arab Saudi.
"Jadi tiap hari kita bikin. Enggak pernah enggak bikin. Kalau enggak bikin kita keteteran," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.