Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Raih Pinjaman ADB untuk Proyek Kelistrikan di Bali

Kompas.com - 04/12/2013, 18:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN Infrastruktur Fund (AIF) dan Bank Pembangunan Asia atau The Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjaman kepada pemerintah untuk mengembangkan jaringan listrik di pulau Bali.

Kedua lembaga keuangan internasional tersebut memberikan pinjaman masing-masing sebesar 25 juta dollar AS (sekitar Rp 300 miliar) dan 224 juta dollar AS (sekitar Rp 2,68 triliun).

Menurut Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, proyek jaringan listrik di Bali akan mulai dibangun pada tahun 2014 nanti. Total dana yang dibutuhkan untuk proyek itu mencapai 410 juta dollar AS. Selain dari AIF dan ADB, sumber dana pembangunannya juga bersumber dari pemerintah.

Dengan dibangunnya jaringan listrik Jawa-Bali, maka akan menyelesaikan masalah kelistrikan di kedua pulau tersebut, diantaranya mengurangi kelemahan sistem kelistrikan yang menyebabkan banyaknya pemadaman listrik.

Saat ini, rasio elektrifikasi di Bali sebesar 69%, yang didominasi oleh sektor komersial sebanyak 46 persen dari total konsumsi listrik di pulau dewata ini.

Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel yang tidak efisien.

Proyek ini akan membantu pengiriman listrik dari Jawa ke Bali menggunakan 220 kilometer sambungan listrik tegangan tinggi berpakasitas 1.500 megawatt (MW).

Untuk mendukung distribusi listrik dari Jawa ke Bali juga akan mengembangkan satu gardu induk (substation) berkapasitas 500/150 kilovolt (kV) di Jawa Timur, membangun gardu induk baru berkapasitas 500/150 kV di Antosari, Bali dan meningkatkan kemampuan 11 gardu induk dengan kapasitas 150/20 kV.

Bambang juga bilang, pinjaman yang diberikan kepada Indonesia ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh AIF.

“Indonesia dianggap yang paling siap, mengapa kita menjadi negara pertama yang menerima pinjaman dari AIF,” kata Bambang, Rabu (4/11/2013) di Jakarta.

Pendanaan proyek lainnya

AIF merupakan lembaga yang dibentuk oleh negara-negara di ASEAN dan ADB untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur di Asia Tenggara. Pemegang sahamnya terdiri dari negara ASEAN dan ADB.

Dalam AIF, ADB sendiri berperan sebagai pengelola dan penyedia dukungan teknis. Sebagai informasi, diperkirakan setiap tahunnya kebutuhan dana pembangunan infrastruktur di kawasan ASEAN mencapai 300 juta dollar AS per tahun.

Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan raya, jalur kereta api, jaringan listrik, saluran air, serta sarana dan prasarana penting lainnya. Proyek-proyek tersebut diseleksi berdasarkan dampaknya pada upaya pengurangan kemiskinan, serta imbal balik ekonomis yang layak.

Bambang mengatakan, ke depan akan ada proyek infrastruktur lain yang akan mendapatkan pinjaman dari AIF. Ia tidak menyebutkan secara rinci proyek yang siap didanai melalui AIF, Bambang hanya bilang proyek yang layak menerima pinjaman adalah sebuah proyek pembangunan jalan tol.

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengatakan, keberadaan AIF akan sangat penting sebagai skema pendanaan pembangunan proyek infrastruktur ke depan.

“Kalau proyek sudah jalan, AIF bisa menerbitkan bonds atau obligasi, ini juga jadi skema pendanaan yang digunakan untuk proyek yang dijalankan,” kata Wismana. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com