Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan adanya jurang antara negara kaya dan miskin ini membuat para akademisi dan pengambil keputusan tidak nyaman. "Justru seharusnya dengan globalisasi, tembok-tembok penghalang menyebarnya kemakmuran semakin runtuh," kata Agus di Gedung BI, Kamis (5/12/2013).
Menurut Agus, saat ini suatu negara dapat mencontoh praktek-praktek ekonomi dan sosial yang diinginkannya dari negara laun dengan mudah. Berbagai halangan perdagangan barang dan penanaman modal sudah tidak ada lagi.
"Namun dalam kenyataannya, perbedaan yang tajam dalam pendapatan dan standar hidup tetap ada. Suatu teka-teki yang memang harus dicari jawabannya," ujar Agus.
Lebih lanjut, ia menjelaskan variasi dalam pendapatan per kapita dan kesejahteraan antar negara berhubungan erat dgn perbedaan SDM atau human capital, modal fisik, serta teknologi.
Adapun perbedaan kualitas pendidikan, hingga alokasi sumber daya antar aktifitas dengan produktifitas yang berbeda bermuara pada pendapatan yang berbeda antar negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.