Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah-buahan Indonesia Bakal Banjiri Dunia

Kompas.com - 07/12/2013, 21:21 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan,  buah tropis khas Indonesia hasil produksi perusahaan perkebunan milik Nusantara (PTPN) siap membanjiri pasar buah di dunia.

"Mulai tahun ini buah tropis hasil PTPN VIII mengisi pasar Singapura, dan dalam beberapa tahun ke depan siap menembus pasar China dan negara lainnya," kata Dahlan, saat melakukan pelepasan ekspor perdana pisang jenis Mas Kirana, di Kebun Jalupang, PTPN VIII, Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12/2013).

Pada kesempatan itu, Dahlan menyaksikan langsung proses pemilihan pisang Mas Kirana yang siap di ekspor sebanyak perdana buah pisang jenis Mas Kirana seberat 7,26 ton untuk tujuan Singapura.

Menurut Dahlan, ekspor pisang ini bisa dijadikan sebagai langkah awal kebangkitan buah tropis asal Indonesia.

PTPN VIII sejak 2012 gencar mengembangkan tanaman buah tropis seperti manggis, durian pada lahan masing-masing seluas 3.000 hektar.

Di sela-sela tanaman manggis dan durian, PTPN VIII menanami buah pisang dan pepaya. "Tanaman manggis dan durian akan mulai menghasilkan mulai tahun keempat. Namun di di sela-sela itu kita sudah menghasilkan pisang untuk ekspor," kata Dahlan.

Menurut mantan Dirut PT PLN ini, China juga berpotensi menjadi pasar buah tropis terbesar Indonesia di masa datang. Pasalnya negara tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yakni 1,3 miliar dan permintaan yang luar biasa besar.

"Bila selama ini Indonesia mengimpor buah dari China, maka Indonesia harus menggempur balik buah tropis yang tidak bisa diproduksi di China untuk di ekspor ke wilayah itu," ujarnya.

Untuk itu tambahnya, saat ini harus ada semacam revolusi yang dapat mengubah kondisi pasar di mana selama ini Indonesia lebih dikenal suka impor ketimbang ekspor. "Ini juga bagian dari membantu mengurangi impor, dan meningkatkan ekspor," tegas Dahlan.

Khusus buah pisang, Indonesia selama ini mengimpor dari Filipina dan Honduras, sedangkan buah lainnya didominasi impor asal China, Thailand, Australia dan sejumlah negara lainnya.

Sementara itu, Dirut PTPN VIII Dadi Sunardi mengatakan, nilai ekspor perdana pisang Mas Kirana ini mencapai 5.445 dollar Singapura. "Ekspor ini membuktikan bahwa manajemen PTPN VIII, serius menggarap bisnis di luar komoditi utama lainnya seperti teh, karet, dan sawit," kata Dadi.

Ia menjelaskan, sejak dirintis pada tahun 2012 lalu, luas areal tanaman buah-buahan milik PTPN VIII kini sudah mencapai 4.017 hektar terdiri atas buah pisang, pepaya, manggis, durian, alpukat, dan buah lainnya.

Dari luasan lahan tersebut, jenis buah pisang memiliki areal paling luas yakni mencapai 1.342 hektare.

Hingga Oktober 2013 tanaman buah pisang sudah menghasilkan 93,27 ton dan buah pepaya 3,74 ton yang dijual kepada beberapa distributor seperti PT Sewu Segar Nusantara, PT Laris Manis Utama, PT Mandiri Sukses Pratama, PT Mulia Raya, PT Indored, PT Agromali, Koperasi Tani Kuno dengan wilayah pemasaran di seluruh Indonesia.

Dari kedua jenis buah tersebut (pisang dan pepaya), sampai akhir Desember 2013 diperkirakan laba PTPN VIII diperkirakan mencapai Rp 1,04 miliar.

"Pengembangan komoditas buah-buahan PTPN VIII selain meningkatkan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi lahan, juga menangkap peluang potensi pasar yang besar terhadap kebutuhan akan buah-buahan, baik pasar lokal maupun pasar luar negeri," ujar Dadi.

Ia menambahkan, pada tahun 2018 PTPN VIII akan memperluas kebun lahan buah-buahan hingga mencapai 18.000 hektare dari saat ini baru sekitar 6.000 hektare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com