Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tebu Keluhkan Peredaran Gula Rafinasi di Pasar Tradisional

Kompas.com - 09/12/2013, 15:14 WIB
|
EditorErlangga Djumena

SEMARANG, KOMPAS.com - Beredarnya gula rafinasi di pasar-pasar tradisional dikeluhkan petani tebu menjadi salah satu alasan anjloknya harga gula pada tahun 2013 ini.

Zainuri, Ketua Kelompok Petani Tebu Argo Rosan Kabupaten Bantul, Yogyakarta mengeluhkan harga gula yang sangat anjlok pada tahun ini bila dibandingkan dua tahun lalu. Ia menuding munculnya gula rafinasi di pasar tradisional sebagai salah satu biang keladi.

"Harga gula anjlok sekali dibandingkan untuk tahun 2011 itu memang harga pada giling akhir itu tidak mencapai 9 lebih. Kalau yang sekarang itu lelangan akhir kemarin cuma Rp 86.200 per kuintal," kata Zainuri seusai dirinya menerima penghargaan Petani/Pelaku Usaha Perkebunan Terbaik 2013 di Salatiga, Minggu (8/12/2013) malam.

Lebih lanjut, karena harga gula yang sangat anjlok, Zainuri mengatakan pihak petani tebu berinisiatif melakukan sidak ke beberapa pasar tradisional. Mereka menemukan gula rafinasi beredar di pasar tradisional. Padahal, gula rafinasi seharusnya digunakan untuk keperluan industri dan bukan untuk keperluan konsumsi rumah tangga.

"Teman-teman menemukan bahwa ada beberapa karung di toko-toko, di pengecer itu diwadahi (dikemas) 1 kilo, setengah kilo," ujar Zainuri.

Meskipun ada ancaman gula rafinasi yang beredar di pasar tradisional, Zainuri mengatakan pihak petani tetap berusaha menggarap lahan dan memproduksi dengan baik. Namun begitu, ia mengharapkan ada tindakan tegas dari pemerintah terkait gula rafinasi.

"Untuk ke depannya pemerintah harus membatasi gula rafinasi. Tidak cuma harus dibatasi, pokoknya harus ada sanksi yang berat. Kalau cuma diawasi ya saya kira nggak bakal mempan," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+