Menurut Dahlan, manajemen Merpati telah menyerahkan rencana bisnis (business plan) mereka ke Kementerian BUMN hari ini. Dia menyebutkan rencana bisnis yang disusun itu cukup menarik.
"Cuma hambatannya adalah utangnya ke bahan bakar ke Pertamina. Itu bisa enggak dibayar dengan non tunai, atau semacam surat utang atau apa dari investor," ujarnya, Senin (9/12/2013).
Menurut Dahlan, sejak pemerintah mempertimbangkan untuk restrukturisasi hutang Merpati, banyak investor yang mulai melirik maskapai pelat merah tersebut. Dahlan mengatakan mungkin Merpati bakal menambah frekuensi terbang usai kerjasama operasi (KSO) disepakati.
"Ya tentunya begitu (nambah frekuensi terbang) kalau KSO sudah berjalan, tapi saya serahkan pada manajemennya," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.