"Kami sudah melakukan revitalisasi di beberapa pabrik. Sudah kita lakukan. Kan nggak perlu digembar-gemborkan, yang penting kan jalan," kata Ismed saat ditemui Kompas.com di Agrowisata Banaran, Semarang, Selasa (10/12/2013).
Terkait rendemen, Ismed mengungkapkan kata kuncinya ada di kualitas tanaman tebu dan bukan di pabrik. Pabrik, ujar dia, hanya menyumbang kontribusi sebesar 15 persen untuk rendemen.
"Yang paling dominan itu ada di tanaman dan angkut. Bukan soal tanah, tapi kualitas tanaman, kualitas bibit, kualitas tebu, hasilnya. Bersih, (atau) kotor," jelasnya.
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Ismed mengungkapkan harus ada sebuah kesadaran di kalangan petani untuk dapat mengelola lahan perkebunan tebunya dengan baik. Hal ini sudah dilakukan di beberapa pabrik gula di wilayah Jawa Timur.
"Tapi itu saja tidak cukup. Harus ada dukungan dari pemerintah untuk tidak mengijinkan di sentra-sentra pabrik gula tebu diijinkan (beroperasi) pabrik yang berbasis rafinasi, karena itu akan menghancurkan petani," kata Ismed.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.