Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan IMF Soal Pertanian Dinilai "Menyesatkan" Indonesia

Kompas.com - 18/12/2013, 14:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan Dana Moneter Internasional (IMF) agar Indonesia meninggalkan sektor agrikultur kemudian beralih ke sektor manufaktur dinilai dapat menyesatkan Indonesia.

Usulan IMF tersebut dilontarkan karena harga komoditas dunia masih dirasa stagnan. Ini membuat produk-produk unggulan Indonesia seperti pertanian dan produk pertambangan perlu dialihkan secepatnya ke sektor manufaktur.

"Mereka (IMF) sedang membelokkan kita. Cara mereka, jadi pangan mau dikuasai melalui sektor pertanian karena dunia hanya dikuasai 5 perusahaan multinasional dunia dimana 90 persen perdagangan pangan dikuasai. Sehingga kemungkinan besar Indonesia  tinggalkan sektor pertanian karena kan tidak ada lagi supply dalam negeri," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Hendri Saparini, Rabu (18/12/2013).

Hendri memandang usulan IMF tersebut seakan-akan merupakan sebuah saran yang baik bagi Indonesia untuk beralih ke luar sektor pertanian. Namun sebenarnya Indonesia menurutnya adalah pusat pertanian dan letak geografis memberi keuntungan bagi Indonesia.

"Indonesia itu sebenarnya pusat pertanian besar. Kita ada di wilayah tropis. Kita punya berbagai keuntungan disini, masak kita mau melepaskan sektor pertanian? Kita seolah-olah diberi saran yang baik untuk pindah ke sektor manufaktur, sehingga ada relokasi industri ke Indonesia yang cukup banyak," ujar Hendri.

Bagi pemerintah, Hendri menyarankan agar segera meluncurkan kebijakan pangan yang jelas. Indonesia menurutnya berpotensi menguasai pangan dunia bila ada kebijakan yang jelas.

"Kita itu sebenarnya bisa jadi penguasa pangan dunia salah satunya, tapi itu tidak akan terjadi kalau diarahkan dengan kebijakan yang begitu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com