Menurutnya, pelanggan kuenya masih dari sekitar dua kota tersebut. Saat ini ia memang masih menyasar pelanggan yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Meski demikian, ia sudah bisa meraup omzet hingga sekitar Rp 100 juta per bulan. Terlebih saat hari raya dan hari besar keagamaan tiba, omzetnya bisa meroket mencapai Rp 150 juta per bulan.
Atas kerja keras dan kreativitasnya ini, Halim pun terpilih sebagai finalis nasional Wirausaha Muda Mandiri dari Bank Mandiri kategori boga pada 2010. Sebagai finalis, Halim meraih pinjaman kredit Rp 15 juta. "Program tersebut memang ditujukan bagi usaha yang belum memiliki badan usaha, belum bankable," ujarnya.
Namun sekarang kondisinya sudah berbeda. Sejak Mei 2013 lalu, Halim telah membentuk badan usaha bernama UD Halim Makmur Sentosa. Dengan mendirikan badan usahanya, bisnisnya pun kini lebih maju. "Sekarang bisnis saya sudah memenuhi aspek legalitas dan punya identitas," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengaku perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Ia harus menghadapi berbagai rintangan saat merintis usaha tersebut.
Tiga prinsip kuliner
Bagi Halim, menekuni bisnis makanan sudah menjadi impiannya sejak remaja. Makanya, kendati banyak menemui kendala dan tantangan, ia tidak menyerah.
Kini, seluruh kerja kerasnya itu sudah mulai membuahkan hasil. Terbukti, omzet usahanya itu kini tembus Rp 100 juta per bulan. "Kalau saya berhenti di tengah jalan, tentu lain ceritanya," kata Halim.
Halim sendiri mengaku memiliki tiga prinsip dalam berbisnis kuliner. Pertama, seorang pebisnis kuliner harus menyuguhkan makanan yang punya cita rasa enak sehingga diterima masyarakat. Prinsip ini ia aplikasikan dengan mencoba beberapa kali resep adonan donat buatannya.
Kedua, bisnis kuliner harus menjaga citra yang positif di mata konsumen, terutama dari segi pelayanan dan kebersihan. "Terutama soal sanitasi. Bisnis kuliner sangat erat kaitannya dengan hal itu," ujar pria 29 tahun ini.
Ketiga, jangan menutup diri dari kritik dan saran konsumen. Halim bilang, cita rasa yang enak dan pelayanan yang baik saja tidak pernah cukup. Pasalnya, beberapa konsumen punya ciri cepat bosan dengan suatu produk makanan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.