Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Kekhawatiran Isu "Tapering Off" Tekan Pasar Keuangan Indonesia

Kompas.com - 23/12/2013, 20:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kekhawatiran kebijakan pemangkasan stimulus oleh bank sentral AS (The Fed) beberapa waktu lalu menekan pasar keuangan Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan hingga Mei lalu, kondisi ekonomi global dan domestik masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Namun keadaan berbalik saat memasuki tengah tahun 2013.

"Namun setelah memasuki pertengahan tahun 2013, kondisi pasar keuangan kita mulai diuji dengan berbagai tekanan akibat pembalikan sentimen pasar yang terutama dipicu meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar akan kelangsungan kebijakan stimulu dari The Fed," kata Muliaman di kantornya, Senin (23/12/2013).

Muliaman menjelaskan, kemungkinan tapering off telah menjadi isu utama yang berakibat pada guncangan di berbagai pasar keuangan dan mendominasi arah perkembangan pasar keuangan baik global maupun regional.

"Net outflows terjadi di hampir seluruh bursa di dunia khususnya di negara-negara emerging market. Dampak yang paling nyata adalah pelemahan mata uang yang sangat dalam, begitu juga terpuruknya harga saham dan surat utang," jelasnya.

Pengumuman tapering off yang akan dilakukan bertahap sebesar 10miliar dollar AS mulai Januari 2014, kata Muliaman, sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar yang mengharapkan pengurangan stimulus secara bertahap dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Kami menyikapi keputusan ini sebagai hal yang positif karena memberikan kepastiam terhadap pelaku pasar yang saat ini sudah melakukan penyesuaian harga saham atau surat berharga terhadap kemungkinan penurunan stimulus. Namun demikian, kami akan terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com