Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bijak Memanfaatkan Bonus

Kompas.com - 02/01/2014, 13:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Masa pergantian tahun bisa jadi juga merupakan momentum berharga karena kocek para pekerja bertambah tebal. Maklum saja, banyak perusahaan membagikan bonus pada awal tahun berdasarakan prestasi karyawan maupun kinerja perusahaan sampai akhir tahun sebelumnya.

Mungkin, perusahaan tempat Anda bekerja termasuk perusahaan yang berbaik hati memberi rezeki nomplok di awal tahun ini. Anda sudah punya rencana bagaimana memanfaatkan bonus tersebut? Untuk belanja, untuk foya-foya, atau untuk menutup kebutuhan rutin keluarga maupun pribadi?

Tentu saja, Anda yang paling berhak memutuskan rencana pemanfaatan bonus tersebut. Namun, ada baiknya, Anda jangan menghambur-hamburkan rezeki tersebut sekadar untuk memuaskan nafsu. Sebagian orang memberi saran agar bonus tahunan diinvestasikan. Tentu, itu saran yang bijak.

Namun, Anda harus cermat memilih cara dan sarana yang tepat sebagai ladang investasi uang bonus tersebut. Maklum, tahun ini bukan tahun yang diperkirakan bakal kondusif untuk sembarang bentuk investasi. Bukan hendak menakut-nakuti, tapi kalau Anda mendengarkan saran para pakar, banyak analis menilai fluktuasi di pasar modal tahun depan masih tinggi. Belum lagi beragam sentimen negatif membayangi pasar modal dalam negeri maupun ekonomi global.

Tambah lagi, tahun depan merupakan tahun pelaksanaan pemilu. Menurut Risza Bambang, Chairman One Shildt Financial Planning, biasanya, produk pasar modal akan sangat sensitif pada kondisi politik. Karena itu ia menyarankan agar investor mengkaji ulang penempatan investasi di pasar modal. "Kalau tidak cermat membaca pasar, return yang didapat bisa minim," tandas dia. Kalau sial, bisa jadi bonus Anda malah tergerus atau amblas.

Meski begitu, bukan berarti Anda harus melupakan ide menjadikan bonus sebagai modal investasi. Para perencana keuangan menganggap bahwa, idealnya, sebagian pendapatan yang diterima tersebut memang dibiakkan sehingga Anda bisa mendapat keuntungan maksimal secara jangka panjang.

Lantas, bagaimana cara bijak untuk memanfaatkan bonus akhir tahun? Fauziah Arsyanti, perencana keuangan dari Fahima Advisory, menyarankan agar setiap pendapatan yang didapat langsung dialokasikan untuk pos-pos tertentu. Ambil contoh, bonus tahunnan ini Anda gunakan khusus investasi, sementara uang tunjangan hari raya digunakan untuk membayar utang. Lalu, dana perolehan dividen bisa digunakan untuk bersenang-senang. "Justru kalau terlalu ketat mengelola keuangan bisa stres, lebih baik dibagi sesuai dengan kebutuhan,"ujar Fauziah.

Kalau kondisi keuangan sudah oke, Anda bisa mengikuti saran ini. Tapi, kalau kondisi keuangan belum stabil, Anda bisa mengikuti strategi berikut untuk memanfaatkan bonus kali ini.

1) Lunasi utang

Para perencana keuangan menuturkan, sebelum membelanjakan habis bonus tahunan, sebaiknya Anda menilai bagaimana rapor keuangan pribadi Anda terlebih dahulu. Anda bisa menggunakan dua kategori untuk menilai kondisi keuangan pribadi: biru atau merah. Yang dimaksud dengan rapor biru adalah bila beban utang yang harus dibayar setiap bulan tidak lebih dari 30 persen total penghasilan bulanan Anda. Sebaliknya, bila beban utang Anda setiap bulan melebihi 30 persen dari total penghasilan bulanan yang Anda terima, keuangan Anda masuk rapor merah.

Jika Anda termasuk orang dengan rapor merah, sebaiknya bonus akhir tahun diprioritaskan untuk membayar utang. Dengan demikian, kondisi keuangan Anda bisa masuk golongan rapor biru. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa melunasi utang sebenarnya bagian dari investasi. Melunasi utang lebih awal dari jatuh tempo dapat menolong terhindar dari beban berat seperti denda dan pembengkakan utang akibat bunga kredit.

Risza mengatakan, selagi ada uang, lebih baik melunasi utang yang dimiliki. Ini dapat membantu mengurangi beban keuangan di masa depan. "Apalagi sekarang bunga bank semakin tinggi, semakin menunda pembayaran artinya membuat beban di masa depan semakin berat," tegas dia.

Kalau utang Anda sangat banyak, buatlah prioritas pembayaran utang. Utang yang mendapat prioritas pertama sebaiknya adalah utang produktif, seperti kredit pemilikan rumah (KPR) atau utang untuk kegiatan usaha. Apalagi utang seperti ini sensitif terhadap kenaikan besar bunga kredit bank.

Setelah itu, alokasikan juga dana untuk membayar utang pemakaian kartu kredit.

2) Sisihkan untuk dana darurat

Sebagaimana sering dipaparkan dalam rubrik ini, dana darurat adalah komponen penting dalam perencanaan keuangan. Setiap keluarga wajib mengalokasikan dana darurat untuk kebutuhan dana mendesak. Misalnya ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit, kecelakaan, dan sebagainya. Karena itu, bila dana darurat Anda belum mencukupi, Anda sebaiknya menyisihkan sebagian bonus akhir tahun untuk menutupi kebutuhan dana darurat tersebut. Bila Anda masih single, sebaiknya Anda punya dana darurat setara tiga bulan pengeluaran rutin. Bila sudah menikah, sebaiknya Anda punya dana darurat setara enam bulan pengeluaran rutin.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com