Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang "Cari Muka" dari Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg

Kompas.com - 06/01/2014, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Isu kenaikan harga elpiji 12 kilogram telah dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan untuk menaikkan popularitas menjelang Pemilihan Umum 2014.

Pengamat BUMN yang juga menjadi peneliti di Badan Pengkajian Penerapan Teknologi M Said Didu menyatakan, banyak pihak yang cari muka sehubungan dengan kenaikan elpiji 12 kilogram. Yang justru menjadi korban dalam hal ini adalah PT Pertamina.

"Para menteri mencari muka agar bisa populer menjelang Pemilihan Umum 2014. Isu ini dimanfaatkan untuk pencitraan para politisi. Pertamina yang akhirnya menjadi korban," ujarnya, Senin (6/1/2014).

Said Didu yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementerian BUMN menjelaskan, kejadian serupa pernah terjadi pada 2008. Saat itu pihaknya sudah melaporkan masalah kerugian Pertamina dari bisnis elpiji 12 kg.

Namun, yang terjadi, pemerintah saat itu tidak memberi solusi agar kerugian bisa ditekan. "Yang terjadi justru pemerintah minta agar kenaikan harganya ditunda. Ini kan menyalahi aturan karena BUMN dilarang rugi dalam menjalankan bisnisnya," lanjut Said.

Kenaikan harga elpiji 12 kg telah direspons oleh berbagai kalangan. Bahkan, antara Menteri BUMN dan Menko Perekonomian sempat muncul polemik terkait masalah kenaikan ini.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah mengetahui kenaikan tersebut, tetapi tidak dikoordinasikan. Menanggapi tudingan itu, Dahlan Iskan disebutkan menerima semua tudingan itu.

"Semua pokoknya salah saya. Sudah enggak apa-apa," ujar Dahlan seusai rapat terbatas di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Minggu (5/1/2014).

Dahlan juga menyebutkan bahwa pemerintah selalu mencoba menghalangi Pertamina menaikkan harga elpiji.

"Pada waktu awal tahun harga elpiji mau dinaikkan, ada yang bilang awal tahun kok harganya naik. Kemudian pertengahan tahun, ada yang bilang pertengahan tahun kok naik. Hingga menjelang pilpres harga naik, juga dibilang mau pilpres kok harga elpiji naik," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com