Sedangkan menurut Ishfan, di 2014, kredit BBCA bisa tumbuh 18-22 persen atau tumbuh di atas angka rata-rata industri yang hanya diprediksi akan tumbuh sebesar 15-17 persen. Rasio NPL BBCA juga hanya berada di 0,5 persen. Bagi Ishfan, rasio keuangan BBCA masih akan sehat bila NPL-nya naik mencapai 2 persen sekalipun.
Karena alasan ini, Ishfan memprediksi saham BBCA akan bisa tumbuh setidaknya 20 persen dan level bullish di harga Rp12.400. Sedangkan Agus memprediksi di 2014, BBCA bisa menembus harga Rp11.000.
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
MARKET CAP Rp 17,1 triliun
p/e ratio 7,95
ROE 20,9 persen
Saham di sektor perbankan yang juga layak untuk Anda lirik adalah BBRI. Marolop, Ishfan dan juga Satrio Utomo kompak merekomendasikan saham perbankan milik pemerintah tersebut untuk dimiliki dalam portofolio Anda.
Alasannya sangat masuk akal. Bagaimana tidak, di sembilan bulan pertama 2013 lalu, BBRI masih menjadi bank nomor satu di Indonesia secara perolehan laba bersih. Di sembilan bulan pertama, BBRI meraup laba Rp 15,02 triliun atau tumbuh 17,01 persen secara year on year (yoy). Dengan bunga bersih, (net interest income/NII) sebesar Rp 30,30 triliun dan net interest margin (NIM) BBRI sebesar 8,25 persen jelas masih merupakan angka yang seksi. Dengan tetap berkonsentrasi di bisnis penyaluran kredit untuk sektor mikro, kredit mikro BRI tumbuh signifikan mencapai 26,86 persen sebesar Rp 128,22 triliun.
Posisi biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) yang rendah juga mencerminkan bahwa bank pelat merah di bawah pimpinan Sofyan Basir ini efisien dalam menjalankan bisnisnya
Satrio Utomo menyebut, bahwa investor asing masih menganggap harga BBRI akhir tahun ini di level Rp 6.000- Rp 7.000 murah. Karena itu, di tahun pemilu, dia yakin, asing masih akan memburu dan mengkoleksi saham BBRI. Marolop menambahkan, di tengah ketidakpastian global dan bayang-bayang suku bunga acuan yang diprediksi masih tinggi, fundamental BBRI paling siap untuk menghadangnya.
Hal itu karena konsentrasi penyaluran kredit BBRI yang lebih ke arah UMKM sehingga tahan banting terhadap krisis. Apalagi, rasio dana murah BBRI -yang berasal dari tabungan dan giro- pun paling besar diantara bank-bank lain.
Marolop memprediksi BBRI akan menyentuh level Rp 9.600 di 2014. Sedangkan menurut Satrio, BBRI bisa mencapai Rp 8.000-Rp 8.500 di tahun pemilu. Sementara, Ishfan percaya, BBRI akan mampu menembus Rp 9.500 dalam rentang waktu 12 bulan mendatang.
3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
MARKET CAP Rp 20,9 triliun
p/e ratio 13,74
ROE 15,2 persen
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan tumbuhnya kelas menengah di Indonesia, membuat perusahaan telekomunikasi pelat merah PT Telkom panen laba. Kontribusi laba dari anak usaha, khususnya Telkomsel, membuat saham TLKM diincar oleh berbagai fund manager dari dalam maupun luar negeri. Di tahun 2013, saham TLKM tercatat naik sekitar 13 persen.
Sampai September lalu, TLKM berhasil meraup laba Rp 15,72 triliun atau naik 11,28 persen dari perolehan yang sama di tahun 2012 lalu. Telkom di bawah kepemimpinan Arief Yahya mampu menampakkan kinerja cemerlang di tengah situasi ekonomi yang sulit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.