Agus Yanuar berpendapat, di tahun pemilu, belanja masyarakat untuk telekomunikasi akan naik. Selain itu, pertumbuhan bisnis data yang terus akan tumbuh juga akan membuat saham TLKM menarik. Agus memprediksi saham TLKM di Rp2014 dapat menanjak ke Rp 2.500.
Isfhan menambahkan, aksi TLKM yang berencana meningkatkan nilai aset (unlock value) terhadap anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) juga semakin menarik investor di tengah volatilitas pasar. Debby Hananto juga berpendapat sama. Menurutnya, salah satu rencana TLKM untuk melepas saham Mitratel di tahun 2014 ini, akan membuat kinerja Telkom makin optimal.
Isfhan merekomendasikan BUY saham TLKM di Rp2.250. Di Rp2014, level bullish TLKM bisa menembus Rp2.650.
Namun, terkait saham TLKM, Marolop punya anggapan beda. Menurutnya, saham TLKM justru akan bearish di tahun ini. Masyarakat, sebut dia, masih akan gemar belanja smartphone. Meskipun begitu, pasar operator telekomunikasi sudah terbagi rata sehingga tidak membuat TLKM bisa mencetak laba tinggi. Apalagi, bayang-bayang kondisi nilai tukar yang masih akan bergerak bebas masih menghantui Telkom. Maklum, belanja modal perusahaan ini masih didominasi oleh dolar.
4. PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk (INTP)
MARKET CAP Rp14,31 triliun
p/e ratio 71,59
ROE 16,7 persen
Secara keuangan, emiten yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Birchwood Omnia Limited, Inggris ini memang memiliki kinerja aduhai di sembilan bulan pertama lalu. Banyaknya proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah maupun juga pembangunan properti di Tanah Air, membuat kinerja INTP naik.
Tahun ini, sektor properti diprediksi akan sedikit tertekan. Namun, tidak dengan emiten semen seperti INTP. Ishfan menganggap bahwa efisiensi yang dilakukan INTP seperti penghematan di belanja modal dan kuatnya posisi kas INTP membuat dia unggul dibandingkan emiten sejenis seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Semen Holcim Indonesia (SMCB). Dari segi keuangan, margin laba kotor (EBITDA) INTP di angka paling tinggi sebesar 38 persen. Margin EBITDA SMGR di angka 35 persen dan SMCB di 30 persen.
Rencana pembangunan pabrik semen baru yang dilakukan INTP di Citeureup, Jawa Barat senilai Rp 5 triliun akan membuat kapasitas produksi semennya naik. Apalagi, INTP membiayai pembangunan pabrik tersebut dengan biaya internalnya. Posisi kas INTP di Rp11 triliiun, memang besar. Karena itu, Ishfan optimis di tahun ini, INTP bisa meraih kenaikan penjualan sampai dua kali lipat dibandingkan di tahun 2013 sebesar Rp30 triliun dari sebelumnya Rp 17,3 triliun. Laba bersih pun otomatis akan naik dua kali lipat mencapai Rp9 triliun.
INTP sebelumnya, di kuartal tiga lalu, beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp 7,08 triliun dari sebelumnya Rp6,52 triliun. Laba usaha naik menjadi Rp 4,43 triliun dari sebelumnya Rp 4,15 triliun.
Sementara itu, total aset INTP melambung 7,49 persen menjadi Rp 24,60 triliun dari sebelumnya Rp 22,76 triliun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.