Analis kami yang sepakat dengan pendapat Ishfan ini adalah Satrio Utomo. Satrio memprediksi bahwa di tahun 2014, INTP akan bergerak di rentang harga Rp 21.500-Rp 25.000. Sedangkan Ishfan lebih optimis dengan menargetkan harga INTP di Rp 26.000.
5. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
MARKET CAP Rp 19,6 triliun
p/e ratio 37,22
ROE 74,2 persen
Semua analis saham yang kami undang sepakat, salah satu sektor saham yang akan bersinar di tahun ini, adalah yang bergerak di sektor konsumsi. Hal ini karena konsumsi domestik, masih menjadi penopang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dan bicara konsumsi, Unilever adalah blue chips yang banyak jadi incaran. Berbagai produk konsumsi yang dipakai sehari-hari, seperti perlengkapan mandi dan kosmetik yang diproduksinya memang menarik. Tak heran, di kuartal tiga lalu, Unilever berhasil mengantongi laba bersih Rp 4,09 triliun atau naik 12 persen dari posisinya yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih Unilever Indonesia ditopang oleh kenaikan pendapatan bersih sebesar Rp 23,03 triliun atau naik 13,23 persen dibanding periode yang sama 2012 senilai Rp 20,34 triliun.
Agus merekomendasikan untuk membeli saham UNVR karena harganya akan bisa menembus Rp29.000 di akhir tahun 2014. Sementara Satrio Utomo memproyeksikan saham Unilever sanggup melesat mencapai Rp 32.000-Rp 35.000.
Meski begitu, Marolop berpendapat, saat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi, kurang pas berinvestasi di saham UNVR tersebut. Memegang UNVR, sebut dia, hanya akan mendapatkan dividen tetapi tidak capital gain. Secara pergerakan saham, UNVR akan bergerak konstan. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5 persen, Marolop meminta investor untuk “bermain berani” dengan mengkoleksi saham yang lebih menantang seperti PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).
6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP)
MARKET CAP Rp 5,74 triliun
p/e ratio 24,7
ROE 14,4 persen
Selain saham Unilever, raja sektor konsumsi di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah ICPB. Beberapa analis kami sepakat, apapun yang terjadi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, 200 juta lebih penduduk Indonesia tidak akan lupa untuk membeli makan. Di dalam hal ini, emiten produsen mi instan Indomie ini jelas sangat diuntungkan.
Dalam sembilan bulan pertama di tahun 2013, ICBP mencatat kenaikan laba bersih menjadi Rp1,88 triliun atau naik 12 persen dari periode yang sama tahun 2012. Penjualan mi instan, masih berkontribusi paling besar terhadap laba ICBP sebesar 68 persen.
Beberapa tahun terakhir,saham ICBP milik Antony Salim ini telah menjadi incaran pemain besar dari lokal dan asing. Debby menyebut, pergerakan tren pembelian makanan oleh masyarakat Indonesia dari hipermarket ke minimarket, membuat posisi ICBP di atas angin. Pasalnya, ICBP sudah menguasai rantai distribusi produk sampai ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Selain itu, Debby juga menambahkan, langkah ICBP yang mulai melebarkan sayap ke bisnis minuman ringan dan juga air mineral akan menjadi bisnis yang menjanjikan.
Karena itu, Agus menyarankan Anda untuk hold saham ICBP karena kenaikannya sampai satu tahun bisa mencapai 20 persen. Itu berarti, saham ICBP bisa menembus level Rp 12.000 karena di akhir tahun, ICBP masih berada di level harga Rp 9.000-Rp 10.000.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.