Satrio Utomo, setuju dengan prediksi Agus. Dia menyebut, level harga untuk ICBP bahkan menembus harga Rp 12.500.
7. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
MARKET CAP Rp 9,57 triliun
p/e ratio 16,71
ROE 12,6 persen
WIKA adalah satu-satunya emiten konstruksi yang masuk dalam jajaran 10 saham layak koleksi di tahun 2014. Sebelumnya, banyak pihak telah memprediksi bahwa sektor konstruksi di tahun 2014 ini akan tertekan. Naiknya harga bahan bangunan, tingginya suku bunga acuan serta pelemahan nilai tukar membuat sektor konstruksi diprediksi tidak akan tumbuh maksimal. Namun, beberapa analis kami tetap merekomendasikan WIKA masuk dalam kantong belanja Anda.
Agus Yanuar menyebut bahwa selama ini WIKA adalah salah satu saham yang banyak dikoleksi asing. Pasalnya, secara fundamental, emiten pelat merah ini dikelola dengan cukup baik. WIKA juga rajin melakukan ekspansi usaha Seperti ke Myanmar dan Timor Leste.
Secara keuangan, laba bersih yang dicetaknya di kuartal tiga lalu yang mencapai Rp390,03 miliar atau naik 38,03 persen dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Agus menyebut bahwa pendapatan berlanjut (requiring income) dari berbagai proyek propertinya yang sudah dijual dapat menambah pundi-pundi keuangannya.
Satrio Utomo menambahkan, di tahun 2013 lalu, saham WIKA adalah salah satu saham yang sangat responsif terhadap pergerakan IHSG. Sehingga jika IHSG bullish di tahun ini, besar kemungkinannya, WIKA pun ikut terkerek naik dan bahkan berada di atas kenaikan IHSG.
Agus merekomendasikan hold saham WIKA sampai berada di level Rp 2.250. Sedangkan Satrio memprediksi di tahun ini, WIKA akan bergerak di rentang harga Rp 2.000-Rp 2.250.
8. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
MARKET CAP Rp5,71 triliun
p/e ratio 30,78
ROE 17,2 persen
Emiten yang bergerak di sektor kesehatan ini, memang memiliki momentum pergerakan yang positif. Pasalnya, penyelenggaraan Sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diterapkan mulai tahun ini. Saham KLBF pun menjadi salah satu saham jagoan di lini bisnis sejenis.
Agus menuturkan bahwa selain BPJS, katalis positif dari pergerakan saham KLBF adalah struktur demografi Indonesia. Pasalnya, kenaikan kelas menengah di Indonesia serta merta membuat produk jualan Kalbe Farma seperti minuman berenergi dan multivitamin akan diburu masyarakat. Karena itu, Agus merekomendasikan untuk membeli saham KLBF dan menargetkan level harga-nya di tahun ini menembus Rp 1.485.
Dengan alasan yang sama, Ishfan juga menyarankan mengoleksi untuk saham KLBF. Ishfan bahkan terang-terangan menjagokan saham KLBF. Di samping dikelola dengan baik, posisi KLBF sebagai market leader, yang menguasai sekitar 12 persen pangsa pasar farmasi di Indonesia jadi nilai tambah. Target Ishfan untuk saham ini adalah Rp 1.200.
Di lain pihak, Marolop memiliki pendapat berbeda. Marolop tidak merekomendasikan saham KLBF di tahun ini. Pasalnya, lini bisnis KLBF lebih banyak berada di posisi obat generik tidak bermerek yang harganya lebih mahal. Dengan adanya BPJS, emiten yang akan diuntungkan adalah emiten farmasi yang memproduksi obat generik bermerek dengan harga yang lebih murah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.