Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Incar Sektor Tambang dan Energi Nabati

Kompas.com - 21/01/2014, 17:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sepanjang tahun 2014 diprediksi dua sektor ini bakal diminati banyak investor, yaitu pengolahan tambang, dan sektor energi nabati.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar, mengatakan, agaknya investasi langsung juga meningkat 15 persen bahkan lebih pada tahun ini. Hal ini didorong adanya momentum sejumlah kebijakan pemerintah dan Undang-udang (UU) yang dikeluarkan.

“Saya sebutkan dua industri yang sering disebut sekarang ini. Pertama, industri pengolahan barang tambang untuk pemurnian yang merupakan implikasi dari UU Minerba. Kedua adalah dalam pemrosesan bahan bakar nabati,” ungkap Mahendra dalam Indonesia Investor Forum 3, di Jakarta, Selasa (21/2/2014).

Ia menjelaskan, saat ini BKPM sudah menerbitkan izin untuk investasi bagi 30 perusahaan pemurnian bijih mineral (smelter). Kata Mahendra, tiga di antaranya bakal beroperasi pada tahun ini. Sisanya, diharapkan rampung antara 2 hingga 3 tahun ke depan.

“Total investasi keseluruhan Rp 150 triliun itu akbibat kebijakan (UU Minerba) itu,” sambungya.

Sementara itu, untuk sektor energi nabati muncul antusiasme dari para pemodal. Hal ini, menurut Mahendra sangat baik untuk memperkuat ketahanan energi, serta mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) olahan dan minyak mentah.

“Catatan BKPM, hampir 50 perusahaan yang diberi izin untuk melakukan investasi di biodiesel dan energi berbasis sawit lainnya, misalnya PPO (pure palm oil) itu sendiri yang dipakai PLN,” jelas Mahendra.

Sekadar informasi, PT PLN berencana mengurangi penggunaan BBM dan beralih menggunakan energi baru terbarukan dari minyak sawit yakni PPO. Seiring dengan rencana itu, perseroan melakukan kontrak pembelian sebanyak 6.720 ton PPO dari tiga perusahaan minyak sawit, yakni PT Smart Tbk, PT Wilmar Nabati Indonesia, serta PT Wilmar Cahaya Indonesia.

Mahendra berharap, antusiasme para pemodal ini bisa segera direspon oleh pemerintah pusat dalam bentuk fasilitasi. Dengan demikian, iklim investasi akan terjaga kendati Indonesia tengah masuki momentum Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com