"Akhir tahun kami perkirakan rupiah bisa menguat. Semester 1 forecast (ramalan) kami ada di Rp 12.500 (per dollar AS). Di akhir tahun bisa sampai Rp 11.400 (per dollar AS)," kata Eric di Hotel JW Marriott, Senin (27/1/2014).
Lebih lanjut, kekhawatiran utama Indonesia saat ini masih berupa defisit transaksi berjalan. Eric melihat risiko yang masih menghadang perekonomian Indonesia masih ada. Oleh karenanya, sebagai respon atas kondisi tersebut, ia memprediksi Bi masih akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate).
"Kami masih melihat bahwa risiko yang terjadi terhadap Indonesia masih ada. Makanya kami expect suku bunga masih bisa naik 50 basis poin lagi ke 8 persen," ujarnya.
Prediksi tersebut menurut Eric lantaran masih terlihatnya risiko yang terjadi. Di semester 1 2014 dari sisi domestik masih ada kekhawatiran defisit transaksi berjalan. Selain itu, terdapat pula faktor politik berupa pemilihan umum.
"Kemudian di global kita kasih ada masalah tapering. Memang sudah diumumkan, tapi nanti eksekusinya seperti apa. Kemudian ada juga negara-negara emerging market yang kebetulan lagi jelek posisinya, seperti Turki, Afrika Selatan, dan Argentina. Secara fundamental kita lebih kuat dari Afrika Selatan, tapi mereka sudah duluan masuk ke investment grade," jelas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.