Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanggupi Bayar, Asian Agri Transfer Rp 719,955 Miliar

Kompas.com - 30/01/2014, 10:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung RI Basrief Arief menyatakan, Asian Agri Group (AAG) telah menyanggupi pembayaran denda pajak, meski tidak bisa langsung membayar penuh pajak terutang dan denda sebesar Rp 2,5 triliun.

"Setelah tanggal 9 Januari 2014 dari pihak Asian Agri mendatangi saya, dan dilakukan pembicaraan. Alhamdulillah mereka menyatakan sanggup membayar. Tentu ini saya sambut dengan baik," kata dia di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Kesanggupan Asian Agri ini artinya mereka akan membayar denda pajak terutang sebesar Rp 2,5 triliun. Namun, lanjut Basrief, pihak Asian Agri menyatakan tidak sanggup membayar sekaligus. "Itu merupakan satu nominal yang nilainya besar, dan bisa mengganggu kelangsungan perusahaan," terang Basrief.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, dalam melakukan eksekusi atas kasus ini, Kejaksaan Agung tidak hanya melihat dari sisi penegakan hukum dan keadilan, tetapi juga manfaat.

Basrief menerangkan, jika dibayar seluruhnya, maka akan sangat mengganggu kelangsungan 14 perusahaan yang mempekerjakan 25.000 karyawan dan 29.000 petani plasma. "Oleh karena itu, setelah dilakukan pembicaraan, disepakati, Asian Agri akan membayar Rp 719.955.391.304 sebagai pembayaran pertama," imbuh Basrief.

Pembayaran pertama dilakukan dua hari lalu pada tanggal 28 Januari 2014, dan sudah dicairkan melalui rekening Kejaksaan Agung di Bank Mandiri. Selanjutnya, uang tersebut ditransfer ke kas negara sekitar pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan Putusan MA No.2239K/PID.SUS/2012 tanggal 18 Desember 2012, Asian Agri dinyatakan kurang membayar pajak pada periode 2002-2005 senilai Rp 1,25 triliun dan denda Rp 1,25 triliun. Total yang harus dibayarkan Rp 2,5 triliun. Jika tidak dibayar hingga tenggat 1 Februari 2014, maka aset Asian Agri, yang di antaranya adalah 14 perusahaan kelapa sawit, terancam disita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com