Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2014, 07:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Kinerja maskapai Merpati Nusantara Airlines yang memburuk mengganggu pihak-pihak yang berkepentingan. Ketidakjelasan layanan ganti rugi berupa pengembalian uang tiket dan pengalihan penerbangan dikeluhkan para penumpang dan agen perjalanan.

Sejauh ini masih ada penumpang yang tidak tahu mengenai pembatalan beberapa rute penerbangan Merpati. Sabtu (1/2/2014) siang, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, masih ada penumpang yang belum mendapat informasi adanya pembatalan penerbangan dari Merpati,

Julia Kainama (42), penumpang dengan rute penerbangan Jakarta-Timika (Papua), mengatakan, ia datang ke bandara untuk jadwal penerbangan pukul 05.00, Minggu. Julia mengatakan mengeluarkan Rp 2,5 juta untuk tiket sekali jalan tersebut.

”Tiket Merpati ini sebenarnya untuk anak saya, berangkatnya Minggu pagi. Saya sendiri pakai pesawat Airfast, berangkatnya Minggu malam. Saya kan tidak mungkin meninggalkan anak saya di Jakarta sendirian, tiket saja harganya sudah mahal, kami tidak punya uang, tidak ada kenalan di Jakarta,” kata Julia.

Julia mengaku sempat ke loket Merpati di Bogor untuk mencetak tiket. Petugas di sana memintanya langsung melapor ke bandara pada Sabtu pukul 15.00. Namun, di Bandara Soekarno- Hatta, semua loket Merpati tutup. Tak ada petugas di sana.

Loket Merpati di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta sudah tutup sejak beberapa hari lalu. Tiga lembar kertas pemberitahuan di kaca loket menginformasikan bahwa penerbangan Merpati mulai 30 Januari 2014 dibatalkan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Di kertas itu, tertera nomor telepon yang bisa dihubungi. Namun, ketika dicoba berulang kali, nomor telepon itu tidak bisa dihubungi.

”Seharusnya kalau memang dibatalkan, bilang sejak di loket Bogor, jangan setelah sampai bandara ternyata tutup. Call center (pusat layanan) juga tidak bisa dihubungi,” kata Julia. Ia mengatakan tidak punya uang lagi untuk membeli tiket pesawat lain. Ia berharap Merpati bisa segera memastikan ganti rugi dan pengalihan penerbangan.

Hal serupa juga dikeluhkan Nurul Tagonar, penumpang Merpati dengan rute penerbangan Makassar-Yogyakarta pada 31 Januari. Penerbangan dibatalkan tanpa ada pengumuman. Padahal, Nurul sudah mengeluarkan uang Rp 708.000 untuk penerbangan tersebut. Karena batal, Nurul akhirnya membeli tiket Sriwijaya Air senilai Rp 1,25 juta. Tidak ada tindakan dari pihak Merpati untuk mengurus pengalihan penerbangan.

”Tidak dibilang mau batal. Merpati mengirim pesan singkat (SMS) kepada salah satu teman saya, tetapi isinya penundaan penerbangan dari tanggal 29 sampai 31 (Januari). Kalau sudah tahu batal, kenapa harus bilang ditunda,” kata Nurul.

Ketika ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, loket Merpati tutup. Tidak ada satu pun karyawan Merpati yang bekerja. Nurul mengatakan, hari itu ia melihat banyak penumpang Merpati lainnya yang hanya bisa menunggu tanpa kejelasan di bandara.

Agen merugi

Para agen perjalanan juga mengeluh merugi akibat kinerja Merpati. Layanan pengembalian uang tiket (refund) tak jelas. Padahal, agen harus melayani keluhan dan klaim penumpang.

Petugas Tiket PT Beeholiday Mitra Wisata, Ian Tanamas, Minggu, mengatakan, selama seminggu terakhir, ada sekitar enam klaim yang masuk ke nomor telepon operasional Beeholiday, umumnya penumpang dengan rute penerbangan Indonesia timur. Selain lewat nomor operasional, Beeholiday juga mempunyai jalur pengembalian uang tiket lewat internet sehingga saat dihubungi Kompas, Ian mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah total klaim yang masuk.

Sebelum bekerja sama dengan sebuah maskapai penerbangan, agen perjalanan menyerahkan deposit dengan jumlah tertentu kepada maskapai yang bersangkutan. Ketika maskapai menghadapi kondisi pailit, deposit tersebut dikembalikan kepada agen yang bersangkutan.

Menurut Ian, saat ini pihaknya masih menunggu pengembalian uang deposit dari Merpati Nusantara. ”Kami masih menunggu Merpati mengembalikan uang. Permintaan sudah kami ajukan kepada pihak Merpati,” kata Ian.

Pemilik Pointblue Travel, Riko Fernandez, mengatakan, ia tidak menjual tiket Merpati selama dua bulan terakhir. ”Sudah menjadi kebijakan kami tidak menjual tiket Merpati karena kondisinya sedang tidak pasti saat ini. Bahkan, sebenarnya, sudah dua tahun terakhir ini Merpati bermasalah,” kata Riko. (ARN/(A05/a06)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com