Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Merpati: PPA ibarat Dokter Tak Punya Obat

Kompas.com - 04/02/2014, 17:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Pegawai Merpati (FPM) menilai strategi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan melepas sementara dua divisi usaha Merpati ke PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) terlalu lamban untuk menyelamatkan maskapai ini.

"Kalau kita nunggu itu selesai dulu. Sementara ini (operasional) enggak jalan, mati kita," kata I Wayan Suarna, salah seorang pengurus FPM, di kantor Merpati, Selasa (4/2/2014).

Menurut Wayan, jika pemerintah serius merestrukturisasi Merpati, seharusnya pemerintah menyuntikkan modal negara (PMN) dan bukan lewat PPA. Masalahnya, PPA pun tidak mungkin bisa memberikan uang tunai untuk penambahan pesawat Merpati atau anak usaha yang akan dibentuk.

"Kalau (PPA) enggak ada uang, serahin ke BUMN aja. Ini kan dokternya (PPA) enggak punya obat. Pasien (Merpati) yang ditangani juga akan mati, dong, di sana," sambung Wayan.

Untuk diketahui, saat ini pesawat Merpati yang beroperasi tinggal empat unit bermesin jet. Pendapatan satu pesawat sekitar Rp 20 miliar. Sementara itu, biaya operasionalnya, termasuk bahan bakar, mencapai Rp 150 miliar.

Menurut pegawai, penambahan pesawat Merpati adalah satu-satunya upaya penyelamatan. Dan, untuk itu negara harus menyuntikkan modal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com