"Ada kenaikan dramatis dan sangat mudah dilacak. Lihat saja sablon, pembelian motor dan mobil, serta konsumsi energi. Semua aspek konsumsi memberi sumbangan penambahan pertumbuhan ekonomi," kata Eep di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Perubahan kondisi ekonomi selama tahun politik, kata Eep, dapat dirasakan pada 3 bulan sebelum pemilu dan 3 bulan pasca pemilu. Pada periode 3 bulan sebelum pemilu, penanaman modal asing (PMA) menahan diri. Adapun keadaan berbalik pada masa 3 bulan pasca pemilu.
"Peningkatan persentase FDI (Foreign Direct Investment/PMA) meningkat pesat. Pemilu itu seperti masa menanti dan setelah pemilu itu masa memutuskan," ujar dia.
Pemilu tahun 2004 dan 2009 menghasilkan pemimpin yang bersahabat terhadap pasar dan investasi. Ini membuat Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya.
Eep merasa kondisi serupa akan terjadi pada pemilu tahun ini. "Tahun 2004 dan 2009 presidennya market dan investment friendly. Saya menduga keadaan akan berulang, kecuali misalnya presidennya kontroversial seperti misalnya presiden Hugo Chavez," kata Eep.
Eep mengatakan kekhawatiran terhadap pemilu seharusnya tak terjadi karena Indonesia cukup berpengalaman dalam pelaksanaan pemilu. "Kemampuan penyelenggaraan pemilu kita sangat baik. Tidak perlu cemas proses. Yang perlu dicemaskan adalah hasil," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.