Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang PT Dirgantara Indonesia

Kompas.com - 17/02/2014, 12:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah melalui sejarah panjang pembangunan industri strategis di Indonesia.

Berawal pada 1953 didirikanlah Seksi Percobaan AURI, di mana 4 tahun kemudian berubah menjadi Sub Depot Pembuatan, Penelitian, dan Perkembangan di bawah Komando Depot Perawatan Teknik Udara yang dipimpin Mayor Nurtanio Pringgoadisurjo.

Pada 1960, Sub Depot tersebut ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP), yang pada 1964 berubah menjadi KOPELAPIP.

Pada 1966, KOPELAPIP digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR). Produksinya antara lain Sikumbang, Belalang 85/90, Kunang, Super Kunang, Gelatik/PZL Wilga, dan LT 200.

Pada 23 Agustus 1976, didirikanlah PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Program utama perusahaan ini memproduksi helikopter NBO105 (lisensi MBB Jerman) dan pesawat NC-212-200 (lisensi CASA Spanyol).

Sampai saat ini telah diproduksi 122 unit NBO105 dan 102 unit NC212-200, militer maupun sipil. Tapi, saat ini PT DI tak lagi memproduksi NBO105, sedangkan NC212-200 digantikan pesawat sejenis yang lebih maju yaitu NC212-400.

Pada 1984, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN). Setahun sebelumnya, tepatnya pada 30 Desember 1983, CN235 terbang untuk kali pertama.

PT IPTN berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2000. Hingga saat ini, PT DI telah melakukan kerjasama baik suplai komponen maupun maintenance (MORA) dengan industri dirgantara dunia seperti Boeing, Airbus, serta Eurocopter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com