"Saat ini masih kecil, baru 2 persen. Kita akan kerja sama dengan Pos Indonesia. Penawaran Pos Indonesia bagaimana kita bisa memberikan produk kredit konsumer, yaitu kredit pensiunan," kata Maryono di Jakarta, Kamis (20/2/2014).
Maryono menjelaskan, perseroan telah menyalurkan kredit pensiunan sebesar kurang lebih Rp 2 triliun. Ia berharap kredit ini dapat tumbuh hingga mencapai Rp 5 triliun.
Pos Indonesia, kata dia, memiliki pangsa pasar yang besar, dengan penyaluran dana pensiun mencapai Rp 9 triliun per tahun. "Pensiunan di Pos Indonesia transaksinya lebih dari Rp 9 triliun per tahun. Ini peluang besar. Bisnis konsumer sesuai misi kita terkait transformasi bisnis. Ini buat new engine, bagaimana nasabah bisa di-serve sebagai consumer banking," ujar Maryono.
Maryono mengatakan, BTN akan membuat program khusus terkait kredit pensiunan melalui kerja sama dengan Pos Indonesia tersebut. Program kredit ini, sebutnya, akan berbeda dengan produk kredit pensiun yang telah ada. "Kami bisa memberi fasilitas yang menjembatani Pos Indonesia. Kami akan perbaiki layanan menjadi excellent. Bunganya akan kita perhatikan kepada para pensiunan," ujar dia.
Maryono yakin perseroan dapat melayani kebutuhan para pensiunan. Program ini pun secepat mungkin akan dilakukan, mengingat Joint Planning Session (JPS) dengan Pos Indonesia sudah dimulai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.