Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2014, 09:57 WIB

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga tiket pesawat per 1 Maret 2014 mendapat tanggapan pro dan kontra dari penumpang.

Municka Novaliga (27), salah satu karyawan swasta perusahaan farmasi di Jakarta, misalnya, mengatakan, fasilitas dan pelayanan harus diperbaiki, yaitu penertiban jadwal penerbangan, kebersihan kabin, kondisi fisik pesawat, dan pelayanan pramugari. Dalam sebulan, dia bisa melakukan perjalanan Jakarta-Semarang sebanyak tiga kali.

Municka biasa menggunakan maskapai Lion Air dan Garuda. ”Harga tiketnya mulai Rp 900.000 hingga Rp 1.900.000. Biaya tambahan sebesar Rp 60.000 tidak masalah bagi saya asal kualitas pelayanan dan fasilitas diperbaiki,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Trinity, pelancong dan penulis buku The Naked Traveller.

”Saya setuju harga tiket pesawat naik, tetapi jadwal penerbangan juga harus ditertibkan. Saya sering mengalami keterlambatan keberangkatan. Saya berharap juga kenaikan harga tiket bisa jadi momen untuk memperbaiki kualitas prasarana beberapa bandara,” tutur Trinity.

Sementara itu, penumpang lainnya, Muhammad Kamil Jafar, asisten peneliti Laboratorium Antropologi pada salah satu universitas di Makassar, mengatakan, dia biasa melakukan penelitian ke Timika (Papua) dan Surabaya (Jawa Timur).

Besarnya biaya tambahan tujuan Makassar-Timika adalah Rp 114.000-Rp 162.000. Sebaliknya, besarnya biaya tambahan Makassar-Surabaya berkisar Rp 60.000. ”Saya, kan, sering pulang pergi kedua daerah itu. Harga tiket awal sudah mahal. Kalau ditambah biaya tambahan, pajak, dan lain-lain, saya bisa rugi,” ujar Muhammad.

Dia menambahkan, kenaikan tersebut berdampak pada perubahan penyusunan anggaran ongkos transportasi penelitian.

Penumpang lainnya, Andika Putra Marully, karyawan swasta di sebuah radio nasional, mengatakan hal serupa. ”Biaya tambahannya terlalu besar. Apalagi, saya sering pulang kampung ke Medan dan Lombok bersama tiga anggota keluarga saya,” ujar Andika. (A05/A06)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Bakal Tahan Suku Bunga hingga 2025

BI Bakal Tahan Suku Bunga hingga 2025

Whats New
Ingin Sukses di Dunia Digital? Coba Program Free Trial SEO dari Undercover.co.id

Ingin Sukses di Dunia Digital? Coba Program Free Trial SEO dari Undercover.co.id

Work Smart
BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bisa 5,5 Persen

BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bisa 5,5 Persen

Whats New
Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Lewat Subsidi Masih Jauh dari Target

Menhub Akui Pembelian Motor Listrik Lewat Subsidi Masih Jauh dari Target

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Mulai 1 Desember, Animo Masyarakat Bakal Susut?

Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Naik Mulai 1 Desember, Animo Masyarakat Bakal Susut?

Whats New
Kartu BPJS Kesehatan Hilang, Apa yang Harus Dilakukan?

Kartu BPJS Kesehatan Hilang, Apa yang Harus Dilakukan?

Whats New
Daya Saing Investasi RI Dinilai Kalah dengan Vietnam, Mengapa?

Daya Saing Investasi RI Dinilai Kalah dengan Vietnam, Mengapa?

Whats New
Kemenkop UKM: 58 Persen Wirausaha Muda Mulai Bisnis Ramah Lingkungan

Kemenkop UKM: 58 Persen Wirausaha Muda Mulai Bisnis Ramah Lingkungan

Smartpreneur
Pendapatan Negara 2024 Ditarget Rp 2.802 Triliun, Pemerintah Andalkan Investasi dan Pajak

Pendapatan Negara 2024 Ditarget Rp 2.802 Triliun, Pemerintah Andalkan Investasi dan Pajak

Whats New
Tahun Anggaran Terakhir Kabinet Jokowi, DIPA Kini Berbentuk Digital

Tahun Anggaran Terakhir Kabinet Jokowi, DIPA Kini Berbentuk Digital

Whats New
Lazada: Indonesia Pasar Besar untuk E-commerce, Semua Punya Kesempatan Sama

Lazada: Indonesia Pasar Besar untuk E-commerce, Semua Punya Kesempatan Sama

Whats New
Platform Pinjaman Online Kredit Pintar Tunjuk CEO Baru

Platform Pinjaman Online Kredit Pintar Tunjuk CEO Baru

Whats New
Adaptasi Penjualan Produk Asuransi Unitlink Butuh Waktu 3-6 Bulan

Adaptasi Penjualan Produk Asuransi Unitlink Butuh Waktu 3-6 Bulan

Whats New
Tingkatkan Layanan, IoT Diterapkan di LRT Palembang

Tingkatkan Layanan, IoT Diterapkan di LRT Palembang

Whats New
Serahkan DIPA Terakhir Kabinet Jokowi, Sri Mulyani Harap Segera Terlaksana Awal 2024

Serahkan DIPA Terakhir Kabinet Jokowi, Sri Mulyani Harap Segera Terlaksana Awal 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com