Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PU: Waduk Ciawi Kemahalan, Tidak Bisa Dibangun

Kompas.com - 24/02/2014, 14:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Permintaan warga Kecamatan Ciawi dan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk ganti rugi tanah sebesar Rp 15 juta per meter persegi yang akan digunakan sebagai lokasi Waduk Ciawi dinilai terlalu mahal.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pun menyatakan, jika pemerintah tidak mendapatkan harga yang menarik, pembangunan waduk yang diharapkan bisa mengurangi debit air di kawasan hulu Sungai CIliwung itu pun terancam gagal.

"Kalau memang mahal sekali, kalau pemerintah enggak ada anggaran, ya tidak bisa dibangun," kata Djoko, di Jakarta, Senin (24/2/2014).

Meskipun begitu, ia memastikan saat ini pemerintah berupaya melakukan negosiasi dengan pemerintah daerah dan warga. Bagi Djoko, kalaupun waduk tersebut tidak terealisasi, masih ada langkah lain untuk mengurangi potensi banjir. Pasalnya, kapasitas yang bisa ditampung di Waduk Ciawi pun minim.

"Jangan sampai hanya demi pengaruh yang tidak besar, kita membuang anggaran yang sangat besar," lanjut Djoko.

Waduk Ciawi dan Sukamahi akan dibangun pada tahun 2015 dengan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun dari APBN pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara itu, Pemprov DKI akan melakukan pembebasan lahan mulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.

Rencana pembuatan kedua waduk itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian PU, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, dan pejabat pemerintahan kedua provinsi di Posko Pantauan Ciliwung-Katulampa pada Senin (20/1/2014).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin keberadaan kedua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta.

Dengan waduk itu, aliran air dapat dibelokkan ke waduk dan dapat menjadi potensi sumber air baku di wilayah itu. Pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi diprediksi rampung pada 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com