Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti Investasi Paling Populer di Indonesia

Kompas.com - 25/02/2014, 20:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia semakin menggandrungi properti sebagai instrumen investasinya. Hal tersebut menggeser dana tunai, termasuk deposito dan tabungan sebagai investasi paling populer sebelumnya. Demikian hasil survei Citi  Financial Quotient (FinQ) yang dirilis Selasa (25/2/2014) ini, di Jakarta.

"Hasil survei terbaru menunujukan bahwa properti telah mengambil alih posisi sebagai bentuk investasi paling populer di Indonesia, diikuti oleh dana tunai dan asuransi," sebut Retail Bank Segment Marketing Head, Citibank N.A Indonesia Ivan Jaya.

Survei tahunan ini dilakukan terhadap masyarakat Indonesia dengan gender, umur, domisili dan tingkat pendapatan yang berbeda. Beberapa kategori yang termasuk dalam penghitungan FinQ mencakup penganggaran, program tabungan, perencanaan pensiun, investasi, dan kepemilikan rumah.

“Financial quotient atau FinQ adalah istilah yang digunakan Citigroup untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan keuangan dan mengimplementasikan tata kelola keuangan dengan baik,” ucapnya.

Tahun 2013, skor FinQ Indonesia naik 3 poin menjadi 60,7 poin dibanding tahun 2012 (57,7 poin). Posisi ini lebih tinggi dibanding negara lain seperti Filipina (54,7 poin). Namun demikian, data juga menunjukkan bahwa hanya 36 persen responden di Indonesia yang mengaku mematuhi anggaran bulanan yang dibuatnya, lebih rendah dari 39 persen yang dihasilkan oleh responden di Filipina.

Citi FinQ 2013 juga menunjukkan adanya pergerakan dalam tren pengelolaan kekayaan (wealth management) masyarakat di Indonesia, termasuk dalam hal investasi.  “Survei reguler ini juga dilakukan sebagai bentuk komitmen Citi untuk memantau dan mengantisipasi perilaku pasar guna menghadirkan produk dan jasa inovatif yang tentunya sesuai dengan kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia,” ujar Ivan.

Menurut analisis Boston Consulting Group pada pertengahan tahun lalu, setiap tahunnya akan ada sekitar 8 hingga 9 juta orang Indonesia yang memasuki kelas menengah (emerging affluent) dan kelas atas (affluent), seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi negara. Hal tersebut juga tercermin di salah satu kategori survei dimana 78 persen responden mengatakan bahwa mereka tertarik untuk menggunakan jasa pengelolaan kekayaan (wealth management), walaupun hanya 11 persen dari total responden yang sudah menggunakan jasa wealth management.

"Melihat kondisi tersebut, di tahun 2014 ini Citibank Indonesia memperkuat layanan Citigold dengan fokus pada tiga pilar utama, yakni wealth advisory, global banking, dan rewards & privileges,  yang dirancang untuk menjawab kebutuhan nasabah dalam kategori affluent," papar Ivan.

Sebagai informasi saja, secara keseluruhan skor FinQ Indonesia telah mengalami peningkatan sebesar 8 poin sejak survei ini pertama kali dilakukan pada bulan Oktober 2007 (52,7 poin).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com