Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda dengan di Ciremai, Warga NTT Minta PLTP Segera Dibangun

Kompas.com - 05/03/2014, 21:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mengalami penolakan masyarakat. Kelompok masyarakat di kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur malah berharap agar pengembang dan pemerintah segera mempercepat pembangunan PLTP Sokoria di kawasan ini.

Camat Ndona Timur, Marsianus S. Dawa meminta pemerintah pusat dan PT Bakrie Power untuk mempercepat pembangunan proyek PLTP Sokoria, karena masyarakat Ndona Timur selama ini mengalami keterbatasan akses pada listrik. Sehingga, masyarakat Ndona Timur membutuhkan listrik dengan kapasitas lebih besar.

Selama ini sekitar 3.000 jiwa atau 1.800 kepala keluarga kelompok masyarakat  di sekitar kecamatan Ndona Timur hanya menggunakan lampu SEHEN atau Super Ekstra  Hemat Energi. Lampu jenis ini hanya cukup untuk penerangan dan tidak memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.

Bahkan ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki lsitrik. "Lampu SEHEN hanya untuk penerangan, kalau ada listrik dari PT PLN maka masyarakat bisa membuka usaha seperti kios dan kerajinan tenun ikat dan hiburan, " jelas dia.

Marsianus S. Dawa mengklaim, selama ini tidak ada dampak negatif, baik dari sisi ekonomi, ekologis, sosial budaya bagi masyarakat sekitar PLTP Sokoria.

Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tisnaldi mengatakan izin usaha pertambangan (IUP) Sokoria diterbitkan Bupati Ende pada tahun 2010 lalu dengan harga hasil lelang Rp 1.250 per kilowatt-hour (kWh) dan berkapasitas 30 megawatt (MW).

Namun, menurut Tisnaldi, kendala yang muncul adalah permintaan daya listrik di Pulau Flores belum tinggi. Kapasitas yang bisa diterima oleh PLN hanya sekuitar sekitar 15 MW. Dengan begitu, proyek PLTP Sokoria kurang ekonomis.

Saat ini sedang dilakukan negosiasi ulang antara PLN dan anak usaha Bakrie Power, PT Sokoria Geothermal. Solusinya, pengembang wajib menandatangani power purchasing agreement (PPA)  sesuai harga hasil lelang sampai batas waktu tertentu. Kemudian saat eksplorasi dan uji kelayakan, dilakukan lagi negosiasi harga dengan PLN. Dengan begitu penandatanganan PPA-nya bisa dipercepat. (Agustinus Beo Da Costa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com