General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Utara Dyananto mengatakan, sebelumnya telah ada masyarakat yang berunjuk rasa perihal kebisingan pengoperasian gardu induk.
"Ada masyarakat yang sempat demo karena katanya bising. Makanya dibangun peredam 3 lapis, material GRC, dan glass wool," kata Dyananto di Gardu Induk Kuala Namu, Senin (11/3/2014).
Sementara itu, di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Paya Pasir sudah lebih dahulu dibangun tembok peredam guna mengurangi kebisingan akibat suara mesin yang beroperasi. Seperti Dyananto, Manajer PLN Sektor Medan Yongki Permana pun mengakui sempat ada keluhan masyarakat akibat polusi suara.
"Ada memang komplain kebisingan. Kita membangun tembok (peredam) berkoordinasi dengan kepala lingkungan. Sharing tanggung jawablah," kata Yongki di PLTG Paya Pasir.
Lebih lanjut Yongki menjelaskan, pada dasarnya memang ada prosedur standar operasional (Standard Operational Procedure/SOP) pembangunan tembok peredam suara bila aktivitas di gardu induk maupun pembangkit listrik menimbulkan kebisingan bagi masyarakat di sekitar area.
"Kalau SOP memang ada. (Input daya) di atas 20 megawatt harus amdal (analisis mengenai dampak lingkungan)," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.