"Kesalah terbesar bukan secara kebijakan, namun dalam hal ini pemerintah tidak fokus mengenai kebijakan (yang mendukung) tersebut (ekspor mineral mentah)," Ujarnya di Ballroom Intercontinental Hotel Mid Plaza, Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Menurutnya, harus ada kebijakan komprehensif guna mendukung kebijakan hilirisasi tersebut. Dia mencontohkan kebijakan kakao yg tidak disertai kebijakan lain yang mendukungnya seperti peningkatan kualitas kakao. Sehingga impor kakao Indonesia lebih besar dari ekspornya.
Kesalahan yang kedua menurut Anton adalah implementasi regulasi. Dia mempertanyakan mengapa pemerintah baru sekarang mengeluarkan kebijakan pelarangan tersebut.
"Mengapa tidak dari dulu, policy baru tinggal setengah tahun atau setahun ini. Itu yang membuat masalah," katanya.
Namun Anton mengatakan mendukung penuh proses hilirisasi mineral mentah yang dilakukan pemerintah jika proses hilirisasi dilaksanakan dengan benar. "Kalu itu (kebijakan) membuat hilirisasi, saya mendukung sepenuhnya," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.