Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Ganda, Terwujud Setelah 150 Tahun Berlalu

Kompas.com - 28/03/2014, 07:13 WIB

Oleh: Iwan Setiyawan, M Clara Wresti, dan Nasrullah Nara

KOMPAS.com - Tepat pukul 11.00 rangkaian KA Blora Jaya melintas meninggalkan Stasiun Cepu, Blora, Jawa Tengah, untuk meneruskan perjalanan ke tujuan akhir Stasiun Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/3/2014). Kereta api kelas ekonomi yang dilengkapi penyejuk udara tersebut berangkat dari Stasiun Poncol, Semarang.

Selepas Stasiun Cepu, kereta mengikuti jalur yang menikung ke kiri yang membentuk hampir setengah lingkaran sebelum melintasi jembatan tua yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo. Kondisi jalur yang menikung ini membuat masinis harus menjaga kecepatan kereta tak lebih dari 60 kilometer per jam.

Setelah menyeberangi Sungai Bengawan Solo, kereta pun masuk wilayah Jawa Timur, tepatnya di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro. Di sepanjang tepi jalur kereta antara Stasiun Cepu dan Desa Dengok itu, ratusan pekerja lepas siaga dengan beragam peralatan berat masing-masing. Begitu Blora Jaya meninggalkan tikungan di Desa Dengok dan melaju ke jalur lurus menuju Stasiun Tobo, ratusan pekerja tersebut serentak maju mengerubuti rel.

Di dua titik tikungan setelah Stasiun Cepu dan di Desa Dengok, para pekerja tersebut dalam satu komando peluit sang mandor segera memutus sambungan rel. Ada yang bertugas mencopot baut pengait, ada yang menggaruk batu balas, dan sebagian lain mengangkat bantalan rel yang tidak dipakai. Kemudian, dalam komando berikutnya, mereka serentak mengangkat batang besi rel dari jalur lama untuk digeser dan disambungkan dengan rel baru yang sudah ada di sebelahnya.

Dari dua titik menikung tersebut sejarah jalur tunggal rel kereta di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ditutup serta dimatikan. Selanjutnya, kedua titik disatukan oleh dua jalur rel yang bersebelahan yang menjadi bagian proyek jalur rel ganda Jakarta-Surabaya.

Pekerjaan memindahkan jalur rel kereta dari jalur tunggal ke jalur ganda merupakan proyek padat karya. Menurut Kepala Daerah Operasi IV PT KAI di Semarang, Wawan Ariyanto, pemindahan jalur tunggal ke ganda di ruas Wadu, Blora, hingga Bojonegoro dilakukan di 13 titik yang melibatkan sekitar 1.500 pekerja. Dengan selesainya pemindahan itu, jalur ganda Semarang-Bojonegoro sepanjang 208 kilometer resmi dioperasikan.

Pemindahan itu juga harus dilakukan dengan cepat karena jalur tersebut masih aktif dilintasi sejumlah rangkaian kereta dari dua arah. Semua pemindahan hingga pe-rapi-an jalur harus selesai dalam dua jam sebelum ada kereta yang melintas.

”Kereta Blora Jaya dari Bojonegoro menuju Semarang Poncol menjadi kereta pertama yang melintasi jalur ganda itu,” kata Wawan.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, naik kereta inspeksi Semeru saat memantau pemindahan rel dari jalur tunggal untuk dialihkan ke jalur ganda di ruas antara Cepu, Jawa Tengah, dan Tobo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/3).

Kereta yang dimasinisi Widaya itu juga ditumpangi rombongan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, bersama sejumlah pejabat dan staf Kementerian Perhubungan serta PT KAI.

Sebenarnya pembangunan rel ganda Jakarta-Surabaya ini sudah diinisiasi beberapa tahun lalu. Namun, pembangunan rel ganda itu ternyata tidak dimulai-mulai. Lalu, pada tahun 2011, Wakil Presiden Boediono memerintahkan untuk membentuk tim khusus agar pembangunan rel ganda ini bisa diwujudkan dalam waktu dua tahun.
Kompromi tinggi

Sebagai ketua tim, Bambang Susantono terus-menerus turun ke lapangan untuk melihat kemajuannya. Tidak tanggung-tanggung, hampir setiap bulan dia mendatangi lokasi pekerjaan.

Pengecekan di lapangan memang harus dilakukan karena kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan rel ganda itu tidak sedikit. Selain masalah pembebasan lahan, jalur kereta di pantura merupakan jalur kereta tersibuk di Jawa. Hampir setiap kali ada kereta yang melintas sehingga pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk dalam pengalihan dari rel tunggal ke rel ganda.

Seperti terjadi pada Januari lalu, di Stasiun Kaliwungu, Jerakah, dan Mangkang (Jawa Tengah), saat pengalihan rel tunggal ke rel ganda, keterlambatan perjalanan kereta mencapai 8 jam. Keterlambatan itu terjadi karena cuaca, pekerja yang kelelahan, dan jumlah tenaga kerja yang tidak cukup.

”Pekerjaan ini memang memerlukan kompromi yang tinggi karena berkaitan dengan operasional. Menurut kesepakatan, keterlambatan yang bisa diterima hanya satu jam. Namun, kondisi di lapangan ternyata tidak selalu mudah,” kata Bambang.

Pada bulan yang sama, PT KAI juga sempat melarang dilakukan pengalihan di lintas Semarang Tawang-Bojonegoro, yakni di Stasiun Kradenan, tepatnya antara Stasiun Jambon dan Sulur di Kabupaten Grobogan dengan alasan keterlambatan yang parah. Saat itu banyak rangkaian kereta yang terlambat karena banjir di Semarang. PT KAI meminta pengalihan ditunda karena akan menimbulkan keterlambatan yang semakin parah.

Dengan segala kesulitan yang ada, akhirnya jalur ganda itu bisa diwujudkan.

Tebersit perasaan bangga dan haru ketika Kompas ikut melihat uji coba rel ganda. Bangga karena menikmati langsung mulusnya perjalanan dan minimnya suara berisik masuk ke kabin. Inilah salah satu hasil pencapaian pembangunan infrastruktur transportasi.

Adapun rasa haru muncul tatkala menyaksikan sekitar 500 pekerja di bawah sinar matahari terik memindahkan rel tunggal ke bantalan rel ganda. Inilah proyek padat karya yang melibatkan ratusan pekerja.

Pekerjaan pemindahan rel itu harus tuntas dalam waktu kurang dari satu jam karena sudah ada komitmen bahwa pengalihan tak boleh menghalangi perjalanan kereta reguler dan kereta barang. Rasa haru ini juga dipicu ke catatan sejarah masa lampau. Terbayang, 150 tahun lalu ribuan warga bekerja untuk membuka jaringan kereta api pertama di Jawa dan kemudian dilanjutkan ke Sumatera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com