"Indonesia punya 100 lebih (pelabuhan) atau catatan INSA ada 102 pelabuhan yang tersebar dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Tetapi arus bongkar muat masih mengandalkan Tanjung Priok," ujar Wakil Ketua Indonesia National Shipowners' Association (INSA), Asmari Herry, di Jakarta, Senin (31/3/2014).
Herry mengatakan porsi bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok berkisar 70 persen total kegiatan tersebut se-Indonesia. Akibatnya, pada saat puncak distribusi terjadi arus penumpukan truk di pelabuhan Tanjung Priok, baik untuk kegiatan bongkar maupun muat.
Akibat proporsi beban ini, lanjut Herry, waktu tunggu barang di pelabuhan alias dwelling time pun semakin panjang, bisa mencapai lebih dari satu pekan. Tak pelak, kata dia, beban logistik pun menjadi lebih mahal.
Herry berharap upaya menurunkan biaya logistik ini masuk daftar pekerjaan rumah untuk pemimpin baru hasil Pemilu 2014. "Kami (pengusaha) mengharapkan pelabuhan itu efisien agar tidak menambah biaya," ujar dia.
Pemerintah baru nanti juga Herry harapkan mengoptimalkan pelabuhan lain di Indonesia. Selain mengurangi kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah berlebih, optimalisasi pelabuhan lain juga akan menekan disparitas harga antara Pulau Jawa dan pulau-pulau lain. "Kami harapkan pemimpin ke depan adalah pemimpin yang pro-pemerataan, pro-semua angkutan, agar indeks (harga) kita setara."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.