Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Pantura Hanya Bisa 20 Km

Kompas.com - 02/04/2014, 07:12 WIB

”Kepadatan arus lalu lintas ini memengaruhi waktu tempuh dari satu lokasi ke lokasi lain. Waktu tempuh menjadi lebih lama,” ujar Danis.

Maksimal beban kendaraan yang lewat di jalur pantura sebesar 10 ton. Jumlah tersebut dihitung dari maksimum sumbu kendaraan atau jumlah roda yang menopang kendaraan tersebut. Apabila muatan sumbu kendaraan melebihi kapasitas, faktor penyebab kerusakan jalan akan semakin meningkat.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jabar Yuliansyah, di Cirebon, mengatakan, perbaikan jalur pantura idealnya dilakukan secara menyeluruh, yakni mulai dari fondasi. Jenis tanah aluvial yang labil mengakibatkan perbaikan jalur pantura tidak bisa dilakukan hanya di permukaan. Di sisi lain, anggaran pemerintah terbatas untuk perbaikan menyeluruh tersebut.

”Perbaikan di permukaan, misalnya dengan pelapisan aspal dan pembetonan, tidak akan bertahan lama karena struktur tanahnya labil. Perlu ada rekayasa teknis untuk mengatasi hal ini,” ungkapnya.

Ia menuturkan, perbaikan di jalur pantura memang dilakukan rutin dan sepanjang tahun karena lokasi segmen jalan yang rusak tidak selalu sama. Lokasi jalan yang diperbaiki tahun ini tidak sama dengan lokasi tahun lalu.

”Perbaikan menyeluruh dan sekaligus untuk jalan sepanjang 1.300 kilometer sulit dilakukan, mengingat jalur ini merupakan jalan utama yang menjadi penghubung Jakarta dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jalur selatan dan jalur tengah sebenarnya juga bisa dipilih, hanya saja rutenya berkelok-kelok,” kata Yuliansyah.

Problem lain adalah perbaikan menyeluruh dan sekaligus di jalur pantura memerlukan biaya besar. Anggaran pemerintah tidak mencukupi untuk melakukan perbaikan sekaligus. Di sisi lain, jalur itu sudah kelebihan beban.

”Jalur yang dirancang untuk 12.000 ton itu kini sudah dilintasi lebih dari 15.000 ton per hari. Kondisi ini tidak menguntungkan untuk struktur jalan yang fondasinya sudah labil,” ungkap Yuliansyah.

Pengelolaan khusus

Jalan pantura merupakan urat nadi perekonomian di Pulau Jawa. Jalan ini menjadi akses bagi 136 juta orang atau sekitar 60 persen penduduk di Jawa. Karena itu, penanganan tidak bisa skala biasa, tetapi perlu manajemen krisis yang ditangani oleh unit khusus dari pemerintah pusat atau kementerian.

Dalam hal ini harus dilakukan inspeksi rutin dan menyeluruh. ”Apabila jalan ditemukan retak serta berlubang kecil harus segera ditutup dan diperbaiki,” kata Purnomo, mantan Direktur Bina Teknis Bina Marga Kementerian PU.

Ia juga sepakat jika perbaikan konstruksi jalan perlu mempertimbangkan dampak kemacetan yang ditimbulkan. Penutupan sebagian jalan untuk pembetonan akan menimbulkan kemacetan parah selama berhari-hari hingga beberapa minggu. Oleh karena itu, pilihan yang tepat adalah dengan beton pracetak sehingga saat pemasangan hanya menghambat lalu lintas sekitar 8 jam. (A13/A14/REK/YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com