Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AAUI Minta Pungutan OJK Tak Beratkan Industri

Kompas.com - 03/04/2014, 14:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor mengatakan pihaknya mendukung pungutan yang dikenakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada industri keuangan. Akan tetapi, ia mengatakan sebaiknya pungutan tersebut tak memberatkan.

"AAUI sejak awal mendukung OJK. Konsekuensi mendukung OJK itu kan yang di dalamnya nanti ada pasal tentang pungutan terhadap industri. Mau tidak mau harus mendukung. Apakah sikap AAUI atas pungutan itu, kami pernah bilang kita ingin agar pungutan itu tidak memberatkan industri," kata Julian di Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Selain mengusulkan agar pungutan tak memberatkan, Julian mengatakan AAUI juga mengusulkan agar pungutan tersebut tetap mempertimbangkan ada bujet yang diperoleh dari APBN. Singkatnya, Julian berharap ada anggaran dalam APBN yang membiayai OJK.

"Kami juga mengusulkan kalau bisa (pungutan) dikenakan bertahap. Kalau bisa dikenakan 1 pungutan saja, tidak beragam pungutan," ujarnya.

Di samping itu, Julian menjelaskan awalnya AAUI mengusulkan agar sumber pungutan bukan berasal dari aset, melainkan dari premi atau ekuitas. Namun, ia mengaku pihaknya memahami bila OJK tetap menetapkan sumber pungutan dari aset.

"Kami paham kalau kemudian OJK kembali ke aset. Kalau masing-masing industri spesifik kan akan repot menyusunnya. Aset itu untuk kemudahan formulasi. Kami masih menunggu Peraturan OJK terkait implementasi pungutan. Mungkin kalau teknis pelaksanaan sudah dapat, kami akan memberi tanggapan soal P-OJK itu," ujar Julian.

Sekedar informasi, OJK menetapkan pungutan sebesar 0,03 persen sampai 0,06 persen dari aset dalam satu tahun. Pungutan ini berlaku untuk bank umum, BPR, BPR Syariah, asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dana pensiun pemberi kerja, lembaga pembiayaan, seperti perusahaan pembiayaan dan perusahaan modal ventura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com