Adapun skemanya akan berbentuk Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia-Jepang yang melibatkan beberapa perusahaan besar asal Jepang dan PLN. Perusahaan asal Jepang yang berminat untuk bekerjasama dengan PLN di antaranya adalah Shimizu, Mitsubishi, Yokogawa, Mitsui, Kyusu Electric, dan masih banyak lagi.
Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi PLN menjelaskan, pembangunan PLTU dengan teknologi USC memang membutuhkan dana lebih mahal. Sebab, membangun PLTU biasa hanya habis US$ 1,5 juta per Megawatt (MW).
"Kalau membangun PLTU berteknologi USC biasanya US$ 2 juta per MW," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (9/4/2014).
Meski mahal, penggunaan teknologi itu akan menghemat pemakaian batubara. Itu sebabnya, teknologi ini lebih cocok untuk pembangkit berkapasitas jumbo. Misalnya PLTU berkapasitas 600 MW, 800 MW, dan 1.000 MW.
Menurut Nasri, PLTU yang menggunakan teknologi USC ini bisa menghemat sekitar 20% penggunaan bahan bakar batubara dibandingkan dengan pemakaian batubara pada PLTU biasa. "Dengan demikian, ke depan pengeluaran PLN untuk pembelian batubara bisa lebih murah," ungkap dia.
Nasri mengungkapkan, alasan PLN bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar Jepang itu lantaran sudah menggunakan teknologi USC dalam PLTU milik mereka. "Di Jepang dengan pembangkit seperti itu bisa menghasilkan banyak listrik tetapi hanya membakar sedikit batubara," ungkap dia.
Realisasi pembangunan PLTU ini, menurut Nasri, kini masih dalam tahap kajian. PLTU tersebut akan dibangun terutama untuk Sumatra dan daerah lain di Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan.
Nasri menambahkan, tahun ini ada tahap pelaksanaan tender dan tahun depan mulai pelaksanaan pembangunannya. Targetnya, PLTU berteknologi baru itu beroperasi paling lambat tahun 2019.
Jarman, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, bilang PLTU berteknologi USC sudah ada yang beroperasi, yakni PLTU Cirebon (660 MW) dan PLTU Paiton expansion (850 MW). "Yang bakal dibangun PLTU Batang (2x1.000 MW), dan PLTU Cirebon expansion (1.000 MW)," kata dia. (Rani Nossar)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.