Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Ini Bisnis Sarung Helm Antiair dan Antimaling

Kompas.com - 11/04/2014, 09:57 WIB


KOMPAS.com -
Jumlah sepeda motor yang terus menyesaki  jalan raya. Selain menambah parah kemacetan terutama di kota-kota besar, di lain sisi membuka ceruk bisnis yang potensial. Lihat saja sekelompok mahasiswa dari Sekolah  Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang digawangi Amanda Maharani. Mereka menciptakan produk inovatif dan kreatif berupa sarung helm.

Bersama sepuluh teman-temannya, Amanda menjalankan proyek pembuatan sarung helm dengan nama Helmet Cover (Helver) pada Oktober 2013. Proyek ini berawal dari tugas kuliah untuk membuat konsep bisnis yang aplikatif dan menguntungkan.

Apa yang membuat Helver disebut produk inovatif dan kreatif? Amanda menjelaskan, sarung helm ini memiliki tiga kegunaan yang mampu menjawab kebutuhan para pengendara sepeda motor. Yakni, tahan air, anti gores dan dilengkapi oleh sistem pengamanan anti maling. Kegunaan sarung helm yang tahan air sangat berguna ketika musim hujan. Sebab, banyak sepeda motor  yang terparkir di ruangan terbuka. Sehingga dengan produk ini, helm bisa terlindungi dari air hujan dan tetap kering.

Adapun, risiko kehilangan helm bagi pengendara motor tidak mengenal musim. Seringkali ketika memarkir sepeda motor di tempat parkir yang padat dan memiliki tingkat keamanan yang rendah, menggantung helm di atas spion menjadi sebuah bencana. Selain berisiko tergores, helm pun bisa raib. Sehingga, melengkapi sarung helm yang juga memiliki kunci pengaman pun menjadi keharusan.

Persoalan-persoalan tersebut ditangkap opara mahasiswa ini setelah mereka melakukan survei terhadap 500 orang responden. Dari situlah, mereka berinisiatif untuk membuat suatu produk yang bisa melindungi helm para pengendara sepeda motor. Inisiatif ini dibuat setelah mereka melakukan survei pasar, di antaranya bertujuan untuk melihat tanggapan masyarakat terhadap ide pembuatan sarung helm ini.

Kampanye promosi

Hasil survei ini pun mereka aplikasikan dalam rencana bisnis dalam tugas kuliah Integrated Business Experience (IBE). Tugas ini menuntut para mahasiswa untuk membuat sebuah perusahaan yang bisa menghasilkan produk yang inovatif dan kreatif. Mereka pun mendirikan perusahaan bernama Quarcia Inc. untuk menjalankan proyek ini.

Sebelum membuat Helver alias Helmet Cover, Amanda dan 10 rekannya harus mempresentasikan lebih dulu rencana dan ide bisnis  kepada dosen. Rencana ini juga dipresentasikan di depan sejumlah bank untuk mendapatkan kredit modal usaha. Mereka pun berhasil mendapatkan modal usaha dari salah satu bank. "Modal awal pembuatan sarung helm ini Rp 20 juta," tutur Amanda.

Dari situ mereka lantas bekerjasama dengan sebuah vendor di Bandung untuk merealisasikan produk ini. Bahan sarung helm yang digunakan adalah bahan taslan yang sering digunakan untuk jaket gunung yang kuat dan tahan air. Helver dibuat dengan dua desain yaitu Helver Lock dan Helver Bag.  

Helver Lock adalah sarung helm plus alat pengunci yang digunakan untuk pengaman yang disangkutkan ke motor. Sementara, Helver Bag berbentuk seperti tas selempang yang bisa dibawa untuk para pengguna motor yang masih memiliki rasa khawatir untuk menyimpan helm mereka di atas motor.  

Mahasiswi yang masih berkuliah semester lima ini mengatakan, Helver dapat digunakan oleh semua jenis helm, baik helm half face, full face, sampai helm trail. "Untuk varian warnanya seperti perpaduan antara abu-abu dan biru, abu-abu dan ungu, perak dan merah, abu-abu dan perak, merah dan abu-abu, serta coklat," kata Amanda.

Cara penggunaan Helver cukup sederhana. Setelah helm dimasukkan ke dalam sarung, kemudian tutup retsleting Helver. Setelah itu, retsleting diangkutkan pada sistem penguncian ke pegangan motor di belakang jok. Untuk meningkatkan brand awareness, Amanda besama 10 rekannya melakukan kampanye pemasaran yang unik berbiaya rendah.

Dia membungkus helm-helm yang ada di parkiran luar ruangan dengan plastik bertuliskan “dont let your helmet get wet!”. Dia juga menyebarkan balon-balon di lapangan parkir motor yang bertuliskan kalimat-kalimat unik lainnya. Mereka juga mengunjungi beberapa komunitas motor di Bandung dan beberapa perusahan besar untuk berpromosi. Saat ini, kesebelas mahasiswa ITB tersebut melakukan penjualan Helver secara retail melalui beberapa media sosial.

Amanda bilang, terhitung bulan Januari tahun ini, ia bersama 10 rekannya mampu memproduksi 80 buah Helver per minggu. Pembeli datang dari Bandung, Jakarta dan Bogor. Harga jual Helver Lock dibanderol seharga Rp 100.000 per unit. Adapun harga Helver Bag seharga Rp 150.000 per unit. Ia mengatakan, selama tiga bulan pertama di tahun 2014,  omzet penjualan Helver kini sudah mencapai Rp 50 juta.

Kedepan, seiring berkembangnya usaha, Amanda akan terus meningkatkan jumlah produksi. "Kami akan memasarkan Helver tidak hanya di Pulau Jawa, tapi untuk seluruh Indonesia," kata Amanda.                      

Produk inovatif bagi para pengendara motor yang diciptakan oleh tim mahasiswa Sekolah Bisnis Manajemen ITB ini terbilang cukup bagus. Sebab, produk ini memiliki kegunaan yang benar-benar diperlukan oleh pengendara motor. Alhasil, "Pasar  saya pikir bisa menerima produk ini," kata Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin.

Selain itu, prospek bisnisnya juga akan bagus seiring dengan tingginya kebutuhan dan permintaan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Untuk mempertahankan posisi produk Helver atau helmet cover di pasar, Amir bilang, mereka harus melakukan inovasi dan terus mengedepankan merek mereka sebagai merek lokal.

Meskipun bermerek lokal, produk mereka harus terlihat bagus dan berkualitas. Artinya, produsen harus tetap menjaga kualitas produk dan memberi kesan kepada konsumen bahwa produk lokal pun memiliki kualitas yang baik.

Selain itu, sistem promosi harus diperhatikan. "Untuk produk seperti kaver helm, sistem yang paling cocok yaitu sistem pemasaran konvensional yakni word of mouth," kata Amir.  Lagipula, itu merupakan cara pemasaran yang paling murah dan langsung mengena kepada konsumen.

Pembeli yang sudah memakai produk ini  dan merasa puas dengan produk tersebut,  akan dengan senang hati menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya. Maklum saja, tutur Amir, karakter konsumen Indonesia saat ini lebih percaya kepada testimoni rekan mereka daripada pada iklan.

Dan satu hal lagi yang cukup penting adalah masalah penentuan harga jual. Sebab, harga jual juga akan mempengaruhi keinginan pasar untuk membeli barang yang ditawarkan tersebut. Jangan sampai harga jual terlalu tinggi atau terlalu rendah. "Produsen produk ini sebisa mungkin untuk memberikan harga jual yang bersaing dan disesuaikan dengan target pasar," kata Amir.  (Tri Sulistiowati, Pratama Guitarra)     

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com