Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemelut Ferdi Hasan Vs Ligwina Berujung di Polisi

Kompas.com - 15/04/2014, 20:55 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Amarah Ferdi Hasan belum mereda. Rontok sudah kepercayaannya terhadap lembaga perencana keuangan pimpinan Ligwina Hananto, QM Financial. Setelah merugi miliaran rupiah, Ferdi merasa kapok menggunakan jasa perencana keuangan. Lantas, bagaimana Ferdi bisa termakan bujukan Ligwina? Berikut kronologinya.

Anugrah Firdaus atau yang lebih dikenal dengan nama Ferdi Hasan merupakan salah satu dari klien QM Financial yang bernasib malang. Presenter yang pamornya terangkat oleh acara kuis di televisi ini tak menyangka akan mengalami kerugian investasi berlipat-lipat.

Bagaimana tidak, Ferdi telah membayar jasa perencana keuangan untuk membantunya mengalokasikan dana. Namun, sayang, produk investasi yang ditawarkan Ligwina Hananto tidak berujung pada hasil yang diharapkan.

Kepada KONTAN, Ferdi membagi kisahnya. Ferdi mengaku tidak pernah meminta produk agresif dari Ligwina. Menurut penuturannya, seluruh produk yang ditawarkan kepadanya merupakan inisiatif dari QM Financial. Dua tahun pertama menjadi klien QM Financial, ia masih setia pada produk-produk konservatif. Selanjutnya, Ligwina dan Benny Raharjo, selaku perencana keuangan QM Financial lainnya, mulai mengarahkannya untuk berinvestasi di Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) pada tahun 2010.

"Mereka yang carikan produk baru. Bukan saya yang minta. Seratus persen inisiatif dari QM Financial. Saya tidak pernah meminta dicarikan produk agresif atau menargetkan imbal hasil tertentu," ujar Ferdi.

Bintang iklan ini juga menegaskan penambahan investasi dilakukannya melalui diskusi dengan QM Financial. Keputusannya untuk mengalokasikan dana lebih besar pada suatu instrumen investasi juga telah disetujui oleh QM. Alhasil, Ferdi menambah investasi Rp 1 miliar menjadi Rp 2 miliar pada tahun 2010 di Raha Indeks Trading.

Namun, ternyata Ferdi malah menderita kerugian di Raha Indeks Trading. Selanjutnya Ligwina menawarkan instrumen lain berupa GTIS dengan tujuan dapat mengembalikan uang Ferdi yang lenyap. Ferdi bahkan diperkenalkan Ligwina langsung dengan Michael Ong, pemilik GTIS.

Selama satu tahun, GTIS berjalan lancar. Seiring dengan itu, Ferdi disarankan membenamkan uangnya pada instrumen lain, yakni CV Panen Mas dan PT Trimas Mulia. Malangnya, GTIS, Trimas, dan Panen Mas kolaps pada waktu berdekatan.

Kekecewaan Ferdi tidak sampai di situ. Belakangan, ia mengetahui bahwa Benny Raharjo merupakan salah satu pemegang saham CV Panen Mas. Ferdi mencium iktikad buruk dari personel QM Financial yang nyatanya lebih mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kliennya.

Dihubungi terpisah, Ligwina Hananto keukeuh mengaku telah menjalankan prinsip integritasnya. Menurutnya, proses pencarian informasi dan diskusi alternatif produk dilakukan secara terbuka bersama klien. Keputusan penggunaan produk sepenuhnya diserahkan pada klien dan tidak ada paksaan dalam bentuk apa pun.

"Keuntungan dan kerugian dinikmati oleh investor. Kami selalu membahas keunggulan dan kekurangan suatu produk, dan sudah mengingatkan tentang kemungkinan terburuk," ungkap Ligwina melalui pesan singkat kepada KONTAN.

Ferdi melaporkan Ligwina ke Polda Metro Jaya pada Desember 2013. Untuk mengetahui tindak lanjut aparat penegak hukum, Ferdi kembali mempertanyakan laporannya ke Polda Metro Jaya, Senin (14/4/2014) kemarin. Ke depannya, Ferdi pun menutup pintu untuk menggunakan jasa perencana keuangan. (Dina Farisah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com